SIDRAP, PIJARNEWS.COM–Dinas Sosial Kabupaten Sidrap memberi penjelasan terkait kondisi Tarima, kakek berusia 73 tahun, warga Kelurahan Pangkajene, Kecamatan Maritengngae.
Kakek Tarima diketahui tinggal seorang diri di gubuk reot yang tidak layak huni, sehingga menyita keprihatinan berbagai pihak.
Sekretaris Dinas Sosial Sidrap, Hj. Nurhidayah menyebut, pihaknya bersama Pemerintah Kecamatan Maritengngae dan Kelurahan Pangkajene, telah melakukan asesmen terhadap Kakek Tarima.
Disebutkannya, Tarima yang lahir di Kabupaten Wajo, dan berasal dari Kabupaten Soppeng, selama ini memang tinggal sendiri di gubuk tersebut.
Namun, lanjut Nurhidayah, Kakek Tarima tidaklah hidup sebatang kara. Kakek Tarima punya tiga orang anak yang tinggal di luar Kabupaten Sidrap.
“Beliau memiliki tiga orang anak. Sebenarnya anak-anaknya memanggil untuk tinggal bersama, namun Kakek Tarima menolak,” ungkap Nurhidayah, Sabtu (10/9/2022).
Tidak hanya itu, imbuh Nurhidayah, ada sanak keluarga di Pangkajene yang ingin menampungnya, namun itu pun ditolak Kakek Tarima, dan memilih tinggal di gubuknya.
Nurhidayah juga mengutarakan, Kakek Tarima yang berprofesi sebagai tukang pijat keliling, selama ini mendapat perhatian pemerintah.
“Beliau merupakan penerima bantuan pangan non tunai (BPNT), jaminan kesehatan, serta bantuan kebutuhan dasar dari pemerintah setempat,” beber Nurhidayah.
Mengenai gubuk yang ditinggalinya, Nurhidayah menyatakan telah diusulkan pemerintah setempat dalam program bedah rumah Baznas.
“Namun terkendala aturan, karena tanah yang ditempati bukan milik pribadi,” ucapnya.
Hal lain disebutkan Nurhidayah, berdasarkan hasil asesmen yang dilakukannya, Kakek Tarima bukan pengidap stroke.
Sebagai langkah tindak lanjut penanganan Kakek Tarima, Dinas Sosial Sidrap sudah berkoordinasi dengan Sentra Gau Mabaji Kementerian Sosial.
“Hari ini Ade Putri Carolina dan
Adiansyah dari Sentra Gay Mabaji telah turun melakukan asesmen kebutuhan Kakek Tarima,” terang Nurhidayah.
Turut hadir di kesempatan itu, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Ayu Nurlina, dan Lurah Pangkajene Irham Imran.