MAKASSAR, PIJARNEWS.COM — Sejumlah investor asal Eropa tertarik berinvestasi setelah melihat banyaknya pabrik smelter yang telah beroperasi di Morowali. Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Pengembangan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Dedi Mulyadi, Jumat 3 Maret.
Pihaknya tengah bernegoisasi dengan investor Eropa terkiat rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian hasil tambang mineral alias smelter di Kawasan Industri Morowali. “Rencananya mereka mau membangun smelter untuk ferronikel,” ungkap Dedi.
Meski dia belum bisa membeberkan detail rencana investasi tersebut, namun gambaran besar nilai investasi oleh pihak Eropa tidak akan jauh berbeda dengan sejumlah investor Tiongkok yang lebih dulu membangun Smelter. Diperkirakannya, investor Eropa itu akan mengucurkan dana US$630 juta hingga US$800 juta.
Total investasi yang diserap di Kawasan Industri Morowali mencapai US$6 miliar atau setara Rp78 triliun. Sebagian sudah terealisasi dalam bentuk 10 pabrik dan berbagai fasilitas pendukung. Dia optimistis nilai investasi yang diserap akan lebih besar lagi mengingat besarnya minat para investor asing.
Data yang dihimpun PIJAR, terdapat tiga pabrik smelter di Kawasan Industri Morowali. Dua diantaranya telah beroperasi yakni, Smelter PT SMI berkapasitas 300 ribu ton, sudah melakukan ekspor, bahkan Smelter yang beroperasi sejak 2015 yang dilengkapi PLTU 2×65 Mega Watt.
Selain itu, smelter juga diintegrasikan dengan pabrik stainless steel berkapasitas 1 juta ton per tahun. Smelter berikutnya yakni, milik PT GCNS, telah beroperasi terhitung Januari 2016, kapasitas 600 ribu ton. Dilengkapi PLTU daya 2×150 Mega Watt.
Adapun smelter ketiga milik PT ITSS disertai PLTU 2×150 Mega Watt, kini dalam proses konstruksi, Smelter tersebut berkapasitas 1 juta ton per tahun. (gon/ris)