PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel menunjukkan penurunan angka kemiskinan yang tidak signifikan. Dari tahun lalu yang mencapai 9,3 persen, hanya turun menjadi 9,24 persen dari 8 juta penduduk. Dua daerah di Sulsel, yakni Sidrap dan Wajo membantu penurunan angka tersebut, karena kemiskinan didaerah itu juga ikut turun.
Bagaimana dengan daerah lain? Kota Parepare misalnya ternyata menunjukkan tren sebaliknya. Angka kemiskinan justru meningkat dibanding data tahun lalu. Hal itu disampaikan Kepala BPS Kota Parepare Ari Prihandini, Selasa 11/4. Meski enggan menyebut angka, namun Ari tidak menyangkal bahwa persentase kemiskinan di Parepare mengalami kenaikan.
“Data hasil akhir untuk tahun 2016 sebenarnya memang belum rilis, tetapi diperkirakan untuk Parepare sendiri akan sedikit mengalami kenaikan. Kemarin, BPS sudah meminta kita untuk mencari fenomena apa saja yang menyebakan hal itu,” jelas Ari.
Dia menjelaskan, kenaikan angka kemiskinan di Parepare disebabkan sejumlah hal. Pertama, banyaknya rumah tangga awalnya berada diposisi rentan pada garis kemiskinan, turun menjadi ketegori miskin pada tahun ini.
Selain itu, meski pembangunan fisik di Parepare menjadi daya tarik untuk datang dan menetap, namun tidak diimbangi dengan peluang lapangan kerja. “Lapangan kerja juga menjadi indikator terpenting untuk menekan angka kemiskinan. Tetapi rata-rata orang yang datang, kesulitan mencari pekerjaan,” urainya.
Ari menambahkan, data terbaru mengenai angka kemiskinan akan dirilis kembali pada Juli mendatang. Untuk saat ini, pihaknya telah mengirim data yang ada ke BPS pusat untuk diolah, bersama dengan laporan BPS mengenai fenomena-fenomena yang menyebabkan fluktuasi angka tersebut.
Sebelumnya, BPS Sulsel mencatat hanya dua daerah di Sulsel yang sukses menekan angka kemiskinan. Masing-masing Sidrap dan Wajo. Khusus Sidrap, angka kemiskinan kembali turun dari 5,5 persen menjadi 5,4 persen dari 280 ribu jiwa. (mul/ris)