MALANG, PIJARNEWS.COM — Wakil Ketua Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah Prof Dr H Edy Suandi Hamid MEc meminta kampus atau Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah (PTA) tidak hanya memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Namun PTM dan PTA juga mampu melampauinya dan visi ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah periode 2015-2020.
Edy Suandi Hamid mengemukakan hal itu pada ‘Pembentukan Asosiasi Program Studi (Prodi) Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan Aisyiyah (PTA)’ di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Jawa Timur, Rabu-Jumat (25-27/1/2017). Acara yang digelar UMM bersama Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah ini diikuti delegasi dari 180 PTM dan enam PTA.
Acara ditargetkan dapat membentuk 48 asosiasi program studi (Prodi). Pembentukan asosiasi Prodi ini merupakan respon terhadap Peraturan Menteri (Permen) nomor 44 tahun 2016 Kemenristek Dikti tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT).
Dijelaskan Edy, kegiatan ini dimaksudkan untuk menjamin mutu pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat juga sekaligus mendorong perguruan tinggi melaksanakan SNPT. “Ini yang ingin kita tekankan betul. Jadi kalau kita bicara tentang capaian pembelajaran, itu juga terkait dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) dan juga Kerangka Kualifikasi Nasional Indoensia (KKNI),” tandas Edy.
Lebih lanjut Edy yang mantan Rektor UII ini menandaskan target Majelis Diktilitbang tidak hanya memenuhi standar tersebut, tetapi PTM dan PTA mampu melampauinya. “Setiap penilaian reakreditasi perguruan tinggi harus meningkat. Diharapkan periode ini tidak ada lagi PTM yang terakreditasi C,” tegas Edy.
Berdasarkan catatannya, akreditasi nasional PTM berada di atas Perguruan Tinggi Swasta (PTS) maupun Perguruan Tinggi (PT) Indonesia lainnya. “Kalau dilihat, yang baru Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT), hanya sekitar 900-an dari 4532 perguruan tinggi di Indonesia. Artinya, tidak sampai 20 persen perguruan tinggi yang terakreditasi institusi,” ungkap Edy.
Sedangkan PTM, dari sekitar 175 sudah hampir 100 persen yang melaksanakan AIPT. “Hal ini menggambarkan, secara kualitas kita relatif baik dari rata-rata nasional,” kata Edy yang juga mantan ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI). (ris)