MAKASSAR, PIJARNEWS.COM — Menyitir penelitian yang dilakukan oleh Antilla dari Northern Michigan University tahun 2013, Jamaruddin, Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sulsel menyatakan ketrampilan literasi semenjak kecil sangat menentukan kesuksesan siswa baik di sekolah maupun dalam kehidupannya di masa depan.
“Memastikan praktik literasi sukses dilakukan semenjak dini, tidak hanya akan memastikan anak-anak bisa menangkap mata pelajaran di sekolah dengan baik, tetapi juga akan menjadi bekal keberhasilan menjalani masa sekolah berikutnya dan masa depannya,” ujarnya, 14 Februari.
Untuk memastikan bahwa semenjak kecil anak-anak memiliki ketrampilan literasi dan sikap positif terhadap kebiasaan membaca, USAID PRIORITAS telah mengenalkan buku bacaan berjenjang. Program ini mencakup hibah sekitar 8 juta buku disertai pelatihan penggunaan buku tersebut ke 13000 sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah di 9 provinsi yang menjadi mitra USAID PRIORITAS.
Buku disebut buku bacaan berjenjang karena digunakan bertingkat dengan mempertimbangkan psikologi anak dan pembelajaran yang harus menyenangkan dan mengaktifkan siswa.
Untuk memastikan implementasi hibah, pelatihan penggunaan buku dan pendampingannya, bukan hanya diadakan monitoring dan evaluasi, namun pejabat-pejabat USAID dan juga RTI (Research Triangle Institute), partner utama program USAID PRIORITAS, juga sering turun ke lapangan.
Setelah Erin McKee, Direktur Misi USAID PRIORITAS turun meninjau di sekolah-sekolah mitra USAID PRIORITAS di Sulawesi pada akhir Januari, Melinda Taylor, Vice President International Education RTI juga berkunjung ke mitra sekolah USAID PRIORITAS.
USAID PRIORITAS adalah program lima tahun (2012-2017) bantuan USAID, untuk meningkatkan akses pendidikan dasar yang berkualitas di Indonesia. Program ini bermitra dengan 17 LPTK dan 31 LPTK Konsorsium yang tersebar di 9 provinsi. Program ini telah melatih lebih dari 29.000 SD/MI dan SMP/MTs di hampir 100 kabupaten/kota di 9 provinsi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, manajemen berbasis sekolah, dan budaya baca yang menjangkau lebih dari 171.000 guru dan kepala sekolah, dan memberi manfaat lebih dari 6,9 juta siswa. (rls/ris)