PAREPARE, PIJARNEWS.COM – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Aloppoe Parepare identik dengan bau menyengat dan kotor, namun tidak demikian bagi Erna (50) dan para pemulung lainnya, justru bagi mereka TPA menjadi tempat berkah untuk mengais rezeki.
Erna, warga kampung jati itu bahkan begitu lincah dan gesit memilah sampah sebagai sumber kebutuhan rumah tangganya.
Wanita paruh baya itu sudah kurang lebih 10 Tahun menjalankan profesinya sebagai pemulung. Ia tidak menghiraukan aroma yang menyengat bahkan lalat yang ada pada gundukkan sampah di TPA itu tak ia hiraukan.
Setiap hari Erna mengumpulkan sampah untuk dijual ke pengepul. Ia mulai mendatangi TPA usai salat subuh sampai sore hari. Dingin dan terik matahari tidak dihiraukan, Erna tak henti-hentinya bekerja.
Erna meyebutkan, setiap pekan rata-rata penghasilan yang didapatkan bisa sampai Rp. 700 ribu.
“Alhamdulillah saya sangat bersyukur karena dengan pekerjaan ini, biasa didapat itu Rp. 100 ribu per hari. Tapi biasanya kami jual setiap satu minggu. Jadi perminggu itu biasa Rp. 700 ribu,” kata Erna, Kamis (17/12/2020).
Istri dari pak Alam itu menceritakan, selain mengumpukan botol-botol plastik, aluminim, besi dan kardus untuk di jual. Ia juga kadang mendapat perabot rumah tangga dan pakaian yang masih layak pakai.
“Keuntungan yang lain, ada juga barang-barang rumah tangga dan pakaian. Kalau ada didapat pakaian itumi dipake karena mauki beli tidak ada uang,” urainya.
Dari pekerjaan itu, selain dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga. Ia juga mengaku dapat membiayai sekolah anak-anaknya.
“Ada tujuh anak saya, empat yang masih sekolah. Itu satu tamatmi SMA, mau lanjut kuliah tapi corona jadi ditunda. Insya allah mau dikasih kuliah. Ahamdulilah semua biayanya dari hasil ini,” sebutnya.
Tiga anaknya yang lain sudah menikah. Dua laki-laki dan satu perempuan. “Semua dikasih nikah pake hasil dari pekerjaan memulung sampah ini, mau pake apa lagi kalau bukan dari sini,” ujar Erna.
Reporter: Hamdan