MAKASSAR, PIJARNEWS.COM — Keputusan Nurdin Halid (NH) untuk mengabdi di Sulsel menuai simpati dan pujian dari berbagai pihak.
NH dinilai telah menunjukkan komitmen dan teladan kepemimpinan dengan tidak memburu kekuasan di level nasional meski memiliki peluang besar menggapainya.
NH diketahui berkesempatan besar menahkodai Golkar seiring kasus yang menjerat Setya Novanto.
Meski demikian, ia memilih meneruskan perjuangannya bersama Aziz Qahhar Mudzakkar pada Pilgub Sulsel 2018. Janji membangun kampung kepada masyarakat Sulsel yang membuatnya bertahan.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Suzanna Kaharuddin, menyatakkan figur pemimpin seperti NH sudah jarang ditemui di Tanah Air.
Tatkala kebanyakan orang mengejar kekuasaan, NH malah memilih mengabdi ke kampung halamannya meski harus ‘turun kasta’.
“Kalau bahasa kekiniannya, NH ini pemimpin jaman now. Nilai pengabdiannya keren sekali,” kata Suzanna, saat dihubungi Jumat, 24 November.
“NH telah membuktikan komitmen membangun Sulsel Baru sekaligus menunjukkan keteladanan kepemimpinan. NH bukanlah orang ambisius, jadi tak heran meski ada peluang besar memimpin Golkar, ia memilih mengabdi ke kampung halamannya,” sambungnya.
Menurut Suzanna, pilihan PKPI mendukung NH bersama Aziz Qahhar Mudzakkar pun dilandasi ketokohan mereka. Sedari awal, pihaknya sangat yakin hanya NH-Aziz yang paling mampu membawa Sulsel menjadi lebih makmur dan sejahtera.
Pertimbangannya, mereka adalah tokoh nasional yang memang tidak lagi mengejar kekuasaan.
“Kolobarasi NH-Aziz dengan konsep ekonomi kerakyatan paling layak memimpin Sulsel. Terlebih lagi, mereka ini tokoh nasional yang memiliki jaringan kuat dan luas.
Semisal NH yang merupakaan Ketua Harian DPP Golkar, Ketua Dekopin dan Wakil Presiden ICA Asia Pasific, tentu tidak diragukan bisa membawa investor untuk Sulsel.”
NH sendiri secara jelas dan tegas telah menyatakan komitmennya mewujudkan Sulsel Baru. Ketua Harian DPP Golkar itu menegaskan tidak akan mundur dari pencalonannya pada Pilgub Sulsel, apapun yang terjadi di kepengurusan Golkar.
NH juga menyampaikan sedari awal dirinya tidak memiliki ambisi untuk menjadi penguasa.
Karena itu pula, ia rela ‘turun kasta’ dengan maju bertarung pada Pilgub Sulsel ketimbang merebut posisi Ketua Umum Golkar. Bersama Aziz, niatnya murni untuk mengabdi mengatasi berbagai permasalahan klasik di Sulsel. (adv)