COPENHAGEN, PIJARNEWS.COM — Nilai kurs dolar AS ambruk ke level terendah dalam tujuh pekan terhadap sejumlah mata uang dunia, Senin waktu AS atatu Selasa dini hari WIB, dihantam keperihatinan terhadap awal pemerintahan Presiden Donald Trump yang sejauh ini diguncang gelombang demonstrasi, pidato yang proteksionis dan rangkaian murka di Twitter.
Dilansir Antara, portofolio modal beralih mengalir ke Yen akibat ketidakmenentuan dalam politik AS itu sehingga mata uang Jepang ini menguat dua sesi berturut-turut terhadap dolar AS. Sejak awal tahun ini Yen telah menguat tiga persen.
Pesan “Amerika yang utama” dari Trump telah diikuti oleh demonstrasi terkoordinasi di kota-kota AS, perang kata-kata antara anggota kabinetnya dengan media massa, dan konfirmasi sejumlah pakta dagang utama menuju keambrukkan.
Semua faktor yang menghadirkan ketidakmenentuan dalam arah kebijakan Trump ini akan menciptakan gelombang dalam beberapa bulan ke depan terhadap presiden baru AS itu.
Indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia anjlok 0,6 persen pada 100,16, dipimpin oleh amblasnya dolar AS sebesar 1,4 persen terhadap yen Jepang pada 113,01 yen per dolar AS. Anjloknya dolar AS terhadap yen ini adalah yang terbesar dalam sekitar dua pekan terakhir.
“Ada kegelisahan besar setelah pidato Trump yang sangat agresif, merkantilis yang kebanyakan fokus kepada proteksionis,” kata John Hardy, kepala strategi valuta asing Saxo Bank di Copenhagen.
Ekonomi merkantilis adalah kebalikan dari liberalisme di mana pemerintahan melakukan campur tangan besar dalam pasar dengan menerapkan aturan-aturan. Juga disebut nasionalisme ekonomi yang populer di Eropa Barat pada abad 16 sampai 18.
“Yang ditakutkan adalah ketika sejumlah gagasan dan inisiatif memang akan mendukung dolar AS, pendekatan merkantilis dan pernyataan Trump belakangan ini bahwa kebijakan mata uang dan kebijakan mata uang China terlalu lemah, dapat memicu dugaan bahwa Trump akan menggunakan kebijakan ini untuk mem-bully negara lain ke arah dolar AS yang lemah.”
Indeks dolar AS telah melesat 4,2 persen antara sejak Trump dipilih November silam sampai akhir tahun lalu, sejak itu balik tersungkur sampai 2,5 persen. (*)