PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Hidup penuh perjuangan. Setidaknya itu yang kini dirasakan Mbak Pipit, pedagang yang sehari-harinya menjual makanan di Pasar Senggol, Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
Di musim pandemi ini, omset penjualan Mbak Pipit menurun drastis. Tidak hanya itu, ia harus mengalami cerita yang mungkin tak bisa ia lupakan sepanjang hidupnya.
Sabtu lalu videonya yang dibentak oleh Camat Ujung, Ulfa Lanto viral dan kini masih menjadi pembahasan hingga pencopotan jabatan. Saat itu, Tim Operasi Yustisi yang dipimpin Ulfa Lanto menggelar operasi di Pasar Senggol. Hingga kemudian berujung aksi pembentakan tersebut. Meski begitu, Mbak Pipit meminta maaf dan berharap kejadian serupa tidak terulang dan menimpa masyarakat yang lain.
Pipit juga menceritakan, selama masa pandemi dagangannya merosot. Meski pengunjungnya kian berkurang, ia tetap berjualan.
“Di musim pandemi ini pengunjung berkurang. Penghasilan juga jauh, tidak sampai 50 persen. Kalau penghasilan sekarang itu dipakai makan saja,” katanya.
Di sisi lain, surat Edaran Tim Gugus Covid-19 juga mengakibatkan waktu penjualannya semakin pendek. Dari pukul 17.00 wita hingga pukul 20.00 wita. Itu menurut Pipit tentu semakin berdampak penghasilan yang didapatnya.
“Kalau berangkat jam 5 sore itu biasa nanti habis Magrib atau Isya baru dapat pelanggan, karena kita menjualnya dibelakang,” akunya.
Hal serupa juga dialami Mas Kambi, pedagang lainnya. Ia mengaku tidak mengetahui adanya surat edaran tersebut. Namun dari kejadian itu, ia berharap adanya keterbukaan informasi dari pemerintah.
“Mudah-mudahan semua berjalan lancar dan baik-baik. Kalau memang ada informasi-informasi dari pihak pemerintah tolong disampaikan lebih awal, karena kita termasuk kawasan Pasar Senggol. Mudah-mudahan melalui KKP bisa menyampaikan apa-apa yang menjadi program pemerintah. Karena kita ini juga bukan orang mau membangkang, kita hanya sekadar mencari nafkah,” ujar Mas Kambi. (*)
Reporter : Hamdan-Rahmat