PIJARNEWS.COM — Menerbitkan buku sendiri merupakan pilihan populer karena berbagai alasan. Mendapatkan kontrak dari penerbit tradisional mungkin tidak sesuai untuk Anda—kontrak seperti itu sulit didapat, dan saat akhirnya berhasil didapat, Anda harus menyerahkan banyak hak ke penerbit terkait. Menerbitkan buku sendiri memungkinkan Anda tetap memiliki berbagai hak atas produk akhir, menjual produk tersebut dengan harga yang jauh lebih murah, dan menyediakan kesempatan untuk melakukan pemasaran dan pengiklanan sendiri. Apa pun alasannya, menerbitkan buku sendiri merupakan cara bagus untuk menjual buku kepada siapa saja yang tertarik. Teruslah membaca untuk mengetahui berbagai cara berbeda yang dapat dilakukan untuk menerbitkan sendiri buku Anda. Berikut dikutip wikihow.
Menulis, Menyunting, Mendesain, dan Memasarkan
Ketahui bahwa menulis buku memerlukan banyak waktu dan kerja keras. Menulis buku kemungkinan membutuhkan waktu selama 4-12 jam sehari, selama beberapa bulan sampai satu tahun. Jika Anda benar-benar ingin menulis buku, dedikasikan sebagian besar waktu dalam sehari untuk mencari ide, menulis, dan memperbaiki tulisan.
Banyak penulis menemukan bahwa pikiran mereka paling produktif dan imajinatif saat baru saja bangun di pagi hari. Temukan kapan waktu dalam sehari yang paling produktif dan imajinatif bagi Anda dan gunakan waktu tersebut untuk menulis.
Jangan lupa membaca saat menulis.
Membaca merupakan makanan super yang menutrisi para penulis. Sediakan waktu dalam sehari, jika belum Anda lakukan, untuk membaca buku dan memikirkan berbagai ide dengan serius.
Bersiaplah.
Menerbitkan buku sendiri memerlukan banyak inisiatif dan tekad. Ingat, minat Anda untuk menerbitkan buku ke masyarakat umum akan menguatkan Anda saat mengalami berbagai kendala, yang pasti akan ditemui di sepanjang proses menerbitkan buku sendiri. Meski demikian, menerbitkan buku sendiri dapat menjadi pekerjaan yang seru dan menguntungkan.
Jelajahi semua pilihan.
Tentukan apakah menerbitkan buku sendiri merupakan pilihan yang tepat untuk Anda. Berbicaralah dengan beberapa perusahaan penerbit dan bandingkan biaya dengan keuntungan. Tuliskan semua alasan Anda ingin menerbitkan buku sendiri, dan perkirakan berapa biaya yang diperlukan; biaya desain sampul, penyuntingan, dan pengaturan format dapat cukup mahal. Tentukan apakah alasan Anda menerbitkan buku sendiri cukup kuat untuk mengalahkan besarnya biaya, dan jika ya, lanjutkan usaha Anda.
Uraian perkiraan kasar biaya[1][2] menerbitkan buku sendiri mungkin seperti ini:
Pengaturan format: $0 (Rp0,00; dilakukan sendiri) – $150 (sekitar Rp2.200.000,00) atau lebih, meskipun tahap ini seharusnya tidak terlalu mahal.
Desain sampul: $0 (Rp0,00; dilakukan sendiri) – $1.000 (sekitar Rp14.500.000,00). Ketahui bahwa jika Anda memilih menerbitkan buku dalam bentuk elektronik, orang yang Anda sewa untuk membuat desain sampul kemungkinan hanya akan menggunakan gambar yang sudah ada.
Penyuntingan: $0 (Rp0,00; dilakukan sendiri) – $3.000 (sekitar Rp44.000.000,00) untuk penyuntingan substantif (developmental editing). Banyak penerbit pemula memperkirakan anggaran sekitar $500 (sekitar Rp7.300.000,00) untuk kombinasi proofreading (memeriksa tata bahasa) dan copyediting (menyunting naskah).
Sunting buku Anda.
Pastikan isi buku lengkap, tersunting dengan baik, dan bertata bahasa sempurna. Anda juga dapat meminta beberapa teman tepercaya membaca naskah buku tersebut dan memberikan umpan balik, serta berdiskusi dengan Anda mengenai fakta, motivasi tokoh, atau rincian lain di dalam buku Anda.
Jika Anda menjadi anggota komunitas penulis, atau sering berpartisipasi di forum penulis, pertimbangkan untuk menggunankan forum tersebut sebagai sumber saran gratis (atau relatif gratis). Forum sering kali dihadiri oleh para penggemar yang terinspirasi membantu orang lain dan sangat bangga dengan hasil proofreading mereka.
Proofreading biasanya harus dilakukan beberapa kali sampai semua galat, kesalahan format, dan kekeliruan gaya ditemukan dan dibetulkan. Khususnya jika menggunakan jasa gratis, dapat diperlukan dua sampai tiga kali pembacaan untuk menyunting buku secara menyeluruh. Meski sudah 2-3 kali pembacaan, tetap jangan harapkan hasil akhir yang sempurna tanpa cacat.
Sewalah jasa penyunting.
Menyewa penyunting yang ahli memungkinkan Anda mendapatkan umpan balik terbaik serta meningkatkan kualitas karya sesuai dengan biaya jasa penyunting tersebut. Tentukan apakah buku Anda memerlukan penyuntingan substantif atau copyediting. Penyuntingan substantif adalah saat sebagian besar isi buku perlu diubah, tokoh-tokoh dihaluskan, serta kesalahan dicari dan dibetulkan. Copyediting lebih pada menemukan dan membetulkan masalah; dengan kata lain, lebih pada memperbaiki apa yang sudah ada, alih-alih menciptakan sesuatu yang sama sekali baru.
Buat judul yang bagus.
Jika belum dilakukan, buatlah judul yang dapat membuat orang tertarik. Judul buku dapat menggoda orang untuk membeli buku Anda—atau sebaliknya. Misalnya, judul “Panduan Konsumsi Produk Susu Terinjeksi Bakteri dan Ekskresi Apidae” kalah menarik dari judul “Sajian Lezat Gorgonzola dan Madu.”
Sewalah jasa desainer
Ini untuk membuat desain sampul profesional. Kecuali Anda seorang seniman dan dapat melakukannya sendiri, sewalah jasa desainer profesional. Desainer profesional dapat bekerja dengan cepat dan membantu buku Anda tampil menarik.
Desain sampul sangat penting, terutama jika buku akan dipajang di rak toko buku. Bersiaplah membayar tidak hanya desain sampul depan, tetapi juga punggung buku dan sampul belakang, yang akan memerlukan biaya tambahan. Namun, jika menerbitkan buku sendiri, logikanya penampilan buku Anda perlu dibuat sebaik mungkin.
Cantumkan pernyataan hak cipta.
Meskipun mendaftarkan karya Anda ke kantor hak cipta merupakan cara teraman dan terbaik, Anda juga dapat mengklaim hak cipta dengan mencantumkan pernyataan eksplisit di bagian buku yang kentara.[3][4] Sebagian besar situs penerbitan mandiri menyediakan pernyataan hak cipta. Misalnya, di halaman hak cipta, atau sampul belakang, mencantumkan ©2012, Ima Nauther, hak cipta dilindungi oleh undang-undang sudah cukup untuk menyatakan bahwa karya tersebut adalah milik Anda. Selanjutnya, buka halaman hak cipta pemerintah dan isi formulir yang diperlukan.
Dapatkan nomor ISBN.
Nomor ISBN adalah kode 13 angka yang digunakan untuk mengidentifikasi dan melacak buku dengan mudah. Ada banyak situs penerbitan mandiri yang dapat menyediakan nomor ISBN untuk Anda, tetapi jika ingin melakukan sendiri semua proses penerbitan buku mandiri, dapatkan sendiri kode ISBN. Kode ISBN perlu didapatkan agar buku Anda terdaftar di basis data Bowker tempat toko buku mendapatkan buku terbaru untuk dijual.
Nomor ISBN dapat dibeli langsung dari ISBN, tetapi ketahuilah bahwa harga satu nomor ISBN cukup mahal, yaitu $125 (sekitar Rp2.000.000,00).[5] Nomor ISBN juga dapat dibeli secara borongan jika Anda ingin berhemat. 10 nomor ISBN dijual seharga $250 (sekitar Rp3.600.000,00), 100 nomor dijual seharga $575 (sekitar Rp8.300.000,00), dan 1.000 nomor dijual seharga $1.000 (sekitar Rp14.500.000,00).
Nomor ISBN diperlukan untuk setiap format buku: .prc (kindle), .epub (Kobo dan yang lainnya), dll.
Pilih penyedia jasa percetakan.
Cari tahu dan dapatkan informasi harga yang ditetapkan oleh berbagai penyedia jasa percetakan. Harga bervariasi, tergantung pada kualitas kertas, penjilidan, dan warna. Semakin banyak jumlah buku yang dicetak, semakin rendah harga per buku. Pertimbangkan untuk mencetak sekitar 500-2.000 eksemplar. (*)