OPINI — Sarjana adalah salah satu dimensi dalam kehidupan kampus setelah melewati sebuah proses panjang di bangku kuliah dengan meniti setiap tangga semester sebagai manifestasi dari ambisi self actualuzation dan setiap jenjang itu sejogianya masa yang harus dilewati dengan menikmati setiap tahapan pembelajaran dan predikat sarjanapun menjadi hal yang membanggakan.
Kampus adalah miniatur kehidupan bernegara dan berorganisasi. Tempat belajar dengan segala dukungan fasilitas dan infrastruktur belajar sebagai wadah untuk menunjukkan eksistensi kemahasiswaan yang dihadapkan Era Revolusi industri 4, 0 dengan penggunaan tekhnologi yang canggih dan masif di berbagai sektor pelayanan sumber informasi dan data base dan bermuara pada output perguruan tinggi yg berkualitas.
Dalam smbutan Rektor IAIN Parepare Bapak Dr Ahmad Sultra Rustan, M. Si pada wisuda Sarjana, 21 Februari 2019 yang bertempat di gedung auditorium IAIN Parepare bahwa ini merupakan bentuk tanggung jawab terhadap amanah yang diberikan oleh Dirjen Pendidikan Agama Islam bapak Prof Dr Phill Kamaruddin Amin, MA untuk membangun sebuah Auditorium megah di Kota Parepare.
Bapak Dirjen dalam orasinya menyampaikan infrastruktur dan sarana sebagai wasilah atau jembatan untuk menghasilkan generasi bangsa yang bermutu dan berkualitas, diharapkan di IAIN Parepare pengembangan mutu dan kualitas adalah menjadi prioritas. Bapak Dirjen juga mengamanahkan bahwa sampai 4 tahun ke depan dengan program akselerasi IAIN sudah harus memiliki 5 sampai 10 guru besar yang qualified sesuai tuntutan zaman. Dalam sambutanya juga bahwa tujuan fundamental bagi sebuah perguruan tinggi adalah mengantarkan anak didik menjadi sarjana dan generasi bukan saja memiliki hard skill tapi juga memiliki soft skill menyambut revolusi industri 4.0.
Literasi digital menjadi sebuah keharusan bagi generasi saat ini agar mereka tidak tergerus oleh arus disrupsi dan arus global dan mereka mampu bersosialisasi, menunjukkan eksistensi dengan kampus baru dalam sosial kemasyarakatan, gelar kesarjanaan yang disandang menjadi babak baru dalam pengembangan kualitas pribadi, mendesain masa depan dengan banyak belajar dan berkreasi.
Locus of internal control yang dominan dimiliki oleh orang yang proaktif, mereka menyadari bahwa kesuksesan dikendalikan oleh diri sendiri, penulis ingin menyampaikan dalam tulisan ini untuk para sarjana baru yang masih dalam suasana bereuphoria bahwa di luar kampus bukan hanya selembar ijazah tapi di balik itu ada kompetensi sebagai alat tukar yang cespleng bagi dunia kerja. (No HP/WA Penulis Sirajuddin; 085 399 749 710)