OPINI,- Pemuda Pemudi saat ini banyak disibukkan dengan aktivitasnya masing-masing seperti jadi gamers online, organisatoris kampus, enterpreneurship, serta pengorganisasian langsung dengan warga desa, dan masih banyak lagi.
Semuanya representatif dalam mengekspresikan ruang fokusnya. Seperti halnya Komunitas Garda Mangrove yang menjadikan Lorong Manggau, Jl. Ahmad Yani Km 6, Kecamatan Soreang, Kota Parepare sebagai kediaman mereka dalam menjalankan misi pengabdiannya terhadap rakyat, bangsa, negara bahkan kepada dunia sekalipun.
Berawal dari perhatian mereka terhadap kondisi lingkungan sekitar yang semakin hari semakin memberikan penampakan yang cukup tidak membahagiakan. Pembangunan fisik yang semakin mendapatkan ruangnya dalam mendirikan bangunan beserta koleganya, kini hampir menyingkirkan khalayak lain dalam mendapatkan haknya untuk hidup.
Dalam misi Komunitas Garda Mangrove tentang visi organisasi, isu lingkungan khususnya di daerah pesisir. Mengembalikan fungsi ekosistem pesisir sebagai bentuk pelestarian lingkungan terhadap keberlangsungan hidup yang adil dan beradab, turun aksi penanaman bibit mangrove di berbagai kabupaten dan desa.
Seperti di Desa Tassiwalie, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang sebanyak 7000 Bibit Mangrove, 5000 bibit di Desa Tekolabbua, Dusun Toli-Toli, Kabupaten Pangkep dan 2000 bibit di Dusun Puntondo, Desa Laikang, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar.
Penanaman bibit mangrove ini difasilitasi langsung oleh Aqua Culture Celebes (ACC) dan didukung oleh World Wide Fund for Nature (WWF-Indonesia) serta organisasi pecinta alam dan Karang Taruna Desa Puntondo juga ikut telibat dalam proses penanaman.
Penanaman bibit mangrove ini tidak hanya sebagai upaya mitigasi daerah pesisir untuk mengurangi proses abrasi ataupun erosi yang disebabkan oleh gelombang laut, melainkan memiliki fungsi ekonomis bagi warga sekitar pesisir jika dalam pemanfaatannya didampingi oleh orang yang tepat.
Meskipun memiliki nilai ekonomis dari tanaman mangrove ini jika diolah dengan baik, bagi Komunitas Garda Mangrove yang di ketuai langsung oleh saya sendiri, @Muhajirin Umar. Persoalan menanam Mangrove merupakan menanam kehidupan. Pelepasan emisi karbon yang dihasilkan oleh aktivitas kita sebagai manusia dan mesin-mesin setiap harinya, sedikit-demi sedikit menciptakan kekhawatiran terhadap lapisan atmosfer bumi yang semakin menipis, akibatnya sangat akan mengancam keberlangsungan hidup manusia beserta makhluk lainnya di dunia ini.
Climate Change yang sedang maraknya dikampanyekan oleh organisasi-organisasi Internasional menyentuh hati nurani Garda Mangrove dalam mensukseskan kegiatan rehabilitasi pesisir yang mengalami peristiwa degradasi. Konon katanya, menurut penelitian Central For International Forestry Reseacrh (CIFOR) oleh Daniel Murdiyarso “tanaman mangrove dapat menyimpan karbon lima kali lebih banyak dibandingkan hutan hujan tropis dataran tinggi perhektarnya”.
Oleh karena itu, besar harapan Komunitas Garda Mangrove dapat mengajak para elemen masyarakat untuk ikut terlibat dalam menjaga lingkungan sekitar demi keberlangsungan hidup kita di dunia beserta anak cucu kita nantinya.
“Mari menanam pohon untuk menjaga keseimbangan hidup,” Garda Mangrove.
Penulis:
Muhajirin Umar