OPINI–Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan – tidak ada seorangpun yang tahu kapan berakhirnya – membuat sebagian perusahaan melakukan efisiensi di berbagai sektor. Di antaranya mengurangi karyawan dengan melakukan program pensiun dini atau yang sering disebut pendi.
Program itu awalnya bahkan ‘menguras’ banyak dana perusahaan. Dalam waktu yang bersamaan harus mengeluarkan dana yang besar untuk membayarkan semua hak-hak karyawan yang ikut program tersebut.
Jumlahnya bisa mencapai puluhan miliar rupiah bahkan lebih dari itu. Semuanya tergantung pada jumlah kuota yang ditetapkan perusahaan untuk karyawan yang pensiun dini dan besarnya dana yang diberikan.
Untuk jangka panjang program pensiun dini bisa menyehatkan perusahaan. Beban gaji yang dikeluarkan setiap bulan plus bonus jika ada, bisa berkurang drastis.
Bagaimana dengan karyawan yang ditawari pensiun dini? Biasanya sikapnya beragam. Masing-masing lengkap dengan alasan dan argumentasinya.
‘Karyawan yang Cerdas, Kreatif, dan Inovatif Sambut Gembira Pensiun Dini’,
Karyawan yang cerdas, kreatif, dan inovatif biasanya menyambut gembira dan penuh suka cita program pensiun dini. Bahkan ada yang sudah menantikannya sejak lama.
Menurut mereka pensiun dini merupakan peluang emas untuk mengembangkan dirinya agar lebih baik lagi. Apalagi mereka melihat potensi yang besar dan luar biasa di luar perusahaan.
Keyakinan itu muncul karena mereka punya pengalaman kerja serta kecerdasan hati dan pikiran yang terus terasah. Ditambah lagi kebiasaan menjaga silaturahim. Maka lengkap sudah ‘senjata’ dan ‘pelurunya’ untuk lebih sukses setelah berhenti bekerja sebagai pegawai.
Sudah banyak contoh orang-orang yang sukses setelah pensiun dini. Mereka selalu menjaga hatinya tetap bersih, komunikasinya baik dengan semua orang, dan berpikiran positif tentang apapun juga.
Mereka tidak pernah khawatir dengan rejekinya termasuk yang wujudnya materi. Apalagi yakin bahwa sekitar 50 ribu tahun sebelum TUHAN menciptakan alam semesta dan isinya, sudah ditetapkan rejeki setiap orang dan tidak akan pernah tertukar.
Nikmati 15 Tahun Setelah Pensiun Dini, Kualitas Kehidupan Jauh Lebih Baik
Berdasarkan semua hal di atas, maka jangan pernah ragu sedikitpun untuk melaksanakan pensiun dini. Yakinlah dalam segala aspek kehidupan bakal lebih baik.
Saya telah membuktikannya sendiri. Pensiun dini sekitar 15 tahun lalu – tepatnya 30 September 2005 – dari Semen Cibinong (sekarang namanya Solusi Bangun Indonesia-pen). Alhamdulillah kualitas kehidupan saya jauh lebih baik dan menikmatinya.
Paling utama jadi diri sendiri, bebas merdeka, dan atasan satu-satunya hanya TUHAN. Sekali lagi hanya TUHAN.
Setelah menjalani kehidupan pasca pensiun dini saya malah menyesal. Kenapa tidak dari dulu melakukannya. Setelah umur 35 tahun baru melaksanakannya.
Saran saya kepada mereka yang masih jadi pegawai, jika ada tawaran pensiun dini agar dipertimbangkan untuk diambil. Yakinlah dalam segala aspek kehidupan bakal lebih sukses. Aamiin ya robbal aalamiin.
Dari Bandung sesudah silaturahim ke _Executive Vice President Regional CEO_ IV/Jawa 1 Bank Mandiri Sulaeman dan _Executive Vice President_ Telkom Regional 3 Jawa Barat M Khamdan, saya ucapkan selamat menjadi diri sendiri dan lebih sukses setelah pensiun dini. Salam hormat buat keluarga.