OPINI-Tanpa mengenal diri dengan baik, maka tidak ada perjuangan yang sejati (Paulo Freir).
Pendidikan adalah hal yang krusial dalam kehidupan dikarenakan dari pendidikan perubahan akan terjadi. Namun tidak semua pendidikan itu layak dikatakan pendidikan yang seutuhnya karena telah melenceng dari tujuannya atau dalam artian adanya kebusukan sistem.
Kebusukan sistem pendidikan adalah model sekolahnya yang mendesain kita untuk menjadi seorang pekerja.
Pernah timbul pertanyaan sewaktu kita kecil ingin jadi apa? Lucunya kita menjawab dengan jawaban yang mengarah ke jenis profesi pekerjaan. Dan jawaban ingin menjadi orang baik itu menurut kita lucu, padahal itu salah satu bentuk kebebasan berpikir.
Artinya sejak kecil memang kita di doktrin untuk menjadi seorang pekerja. Sejauh mana perusahaan atau pasar membutuhkan karyawan maka begitu pula kita dicetak.
Serta sejauh mana masyarakat menginginkan kita maka sejauh itu pula kita diarahkan sesuai dengan kemauan masyarakat.
Tentu timbul pertanyaan mendasar di mana peningkatan kualitas pendidikan diantaranya yakni, kualitas manusia, pemberdayaan, emansipasi dan hal lainnya.
Yang kuat semakin kuat yang kaya semakin kaya. Terdengar kasar namun hal itulah yang terjadi, kita mengalami ketertindasan oleh kaum penindas.
Dalam dunia pendidikan khususnya dalam kampus pendidikan model bank itu terjadi. Di mana dosen sebagai penabung dan mahasiswa sebagai celengan. Dalam artian mahasiswa hanya mendengar ketika dosen menjelaskan tampa terjadinya dialektika antara dosen dan mahasiswa maupun sebaliknya. Seakan-akan dosen menjadi superior dan mahasiswa menjadi interior.
Mahasiswa yang tidak memiliki kesadaran untuk bersuara dan mengungkapkan pikirannya masa selama itu dia berada dalam kebudayaan bisu.
Kemudian dalam aspek gaya pendidikan yakni gayanya kolonial artinya demi untuk kepentingan penjajah.
Kilas balik, dulu kolonial mencetak pegawai untuk mereka pekerjaan namun saat ini mental tersebut masih ada dan dilakukan oleh pemerintah yakni mencetak mental lulusan PNS.
Mental sarjana kita yang memiliki orientasi yang masi untuk mencari kerja atau menjadi PNS telah mewarisi mental pendidikan gaya kolonial dengan tidak memikirkan alternatif tujuan lain.
Mental PNS adalah mereka yang fokus kepada materi atau sebagai mesin pemenuh kebutuhan fisik.
Ketika melihat banyaknya skripsi yang masih tersusun rapi di gudang maka seakan-akan memberikan gambaran hal ini hanya sekadar menggugurkan kewajiban demi kelulusannya.
Ketika orientasi skripsi tersebut dipergunakan untuk hadap masalah atau dalan artian memberikan kontribusi sosial kepada masyarakat maka dapat menjadi nilai luar biasa kepada dunia pendidikan.
Sebagai analogi setiap kegiatan wisuda pasti mencetak lulusan-lulusan disetiap kampus serta jurusan yang berbeda. Dengan adanya sumbangan pemikiran yang orientasinya terhadap masalah maka berapa banyak sumbangan pemikiran yang orientasinya kepada kontribusi sosial kepada masyarakat yang dapat tercipta.
Kita selama ini harus sadar dalam ketertindasan yang dialami. Fokuslah pada struktur yang menindas karena akan terjadi ketidaksetaraan ketika ada sistem penindasan.
Selama ini kita mempercayai roda itu berputar justru ketika itu dibiarkan maka kapan yang di bawah akan naik ketika yang di atas tidak mau memberikan jalan.
Diam tidak bergerak pada posisi di bawah akan memberikan kenyamanan kepada penindas atau kaum atas. Bergeraklah untuk merubah dirimu dengan pergerakan itu akan menyelamatkan penindas untuk tidak melakukan penindasan.
Jangan terjebak dalam budaya bisu, budaya yang membisukan yang membuat kita tidak mendengar suara kita dan hanya mendengar suara sang penindas dan mengikutinya.
Para sarjana hendaknya tidak terjebak dalam kesadaran naif. Kesadaran naif yakni mereka tidak sadar bahwa sebenarnya ada masalah dan malah menyesuaikan diri dengan masalah tersebut.
Sarjana hendaknya memiliki kesadaran kritis dimana mereka sadar ada masalah kemudian membawanya dalam dialog dan mencari solusi dan melakukan aksi.
Kita harapkan di sini lulusan para sarjana dapat memperbaiki sistem dengan baik dan tidak ikut dalam sistem kotor yang telah membudaya dari dulu.
Karena pendidikan itu bukan merubah dunia. Namun merubah seseorang kemudian seseorang itu akan merubah dunia (Paulo Freire). (*)
Tulisan opini yang dipublikasikan di media online ini menjadi tanggung jawab penulis secara pribadi.PIJARNEWS.COM tidak bertanggung jawab atas persoalan hukum yang muncul atas tulisan yang dipublikasikan.