PINRANG, PIJARNEWS.COM– Pelaku penganiayaan dan pencurian dengan kekerasan terhadap guru SMA di Pinrang, Ardiansyah alias Ardi alias Nandy (26) mengaku, sebelum mencuri di rumah tetangganya, ia sempat mengonsumsi sabu bersama temannya.
Dihadapan polisi Ardiansyah mengakui perbuatannya. Ia juga menceritakan awal mula melakukan aksinya usai mengonsumsi sabu bersama temannya.
Selasa (13/3) sekitar pukul 13.00 Wita, Ardiansyah berada di Bendungan Benteng, Kelurahan Benteng, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang. Ia bersama temannya, Janggo baru saja mengonsumsi sabu.
Setelah berpesta Ardianysah dan Janggo tidak langsung pulang. Sekitar pukul 18.30 Wita mereka lalu bergabung dengan tujuh rekannya yang sudah menyiapkan minuman keras jenis ballo. Dilanjutkan dengan permainan kartu hingga pukul 23.00 Wita.
Merasa mengantuk, mereka lalu membubarkan diri dan pulang ke rumah masing- masing. Tiba di rumahnya, Ardiansyah tidak bisa tidur. Bahkan ia merasa gelisah karena pengaruh mengonsumsi sabu siang harinya.
Tengah malam, sekitar pukul 24.00 Wita, Ardiansyah memutuskan keluar dari rumah. Awalnya tujuannya hendak ke tempat biasa anak- anak kampungnya berkumpul. Ia pun berjalan kaki, karena dekat dari rumahnya. Saat berjalan, langkahnya berhenti di samping masjid.
Ia tiba-tiba saja memikirkan handphonenya yang ia gadai untuk meminjam sejumlah uang. Niat melakukan pencurian untuk menebus uang gadai handphonenya pun terbersit.
Pria yang bekerja sebagai tukang batu tersebut lalu melihat situasi di sekitar rumah dekat masjid. Melihat rumah Rasna, ia berpikir untuk melakukan pencurian.
Ardiansyah lalu masuk ke masjid, lalu melompati pagar samping masjid. Ia berjalan menuju arah samping kiri rumah Rasna. Ardiansyah lalu masuk ke rumah korban melalui jendela dapur. Untuk berjaga-jaga, Ardianysah lalu mengambil pisau dapur milik korban.
Dengan cara mengendap-endap, Ardiansyah menuju ruang tengah rumah. Tiba-tiba saat itu pelaku menyadari korban melihat Ardiansyah dari balik gorden pintu kamar. Takut aksinya ketahuan pelaku yang dari awal memegang palu ditangan kanan dan pisau dapur di tangan kiri lalu mendatangi Rasna.
Secara membabi buta Ardiansyah menyerang Rasna di dalam kamarnya. Rasna mencoba meminta tolong akan tetapi, situasi dirinya mulai dianiaya oleh pelaku, membuatnya lemas tak berdaya.
Pelaku memukul kepala korban menggunakan palu secara berulang kali. Darah mulai bercucuran,akan tetapi Rasna masih hidup. Pelaku lalu menggunakan pisau dapur dan kembali meenyerang kepala korban. Rasna tak kuasa berteriak. Mulutnya ditutup bantal oleh pelaku.
Menduga Rasna tewas, pelaku lalu mengambil cincin korban yang terpasang pada jari tangan kirinya serta mengambil sebuah dompet.
Suara teriakan minta tolong Rasna ternyata terdengar oleh Subehan, tetangga Rasna. Subehan dan beberapa warga sempat mengetuk pintu Rasna. Kaget, Ardiansyah lalu melarikan diri melalui dinding kamar mandi.
“Saat itu Ardiansyah mengaku lari ke sungai. Di sungai dia membersihkan dirinya, lalu pulang ke rumahnya, seolah-olah tidak terjadi sesuatu,” kata Kapolres Pinrang, AKBP Adhi Purboyo kepada PIJARNEWS.COM, Kamis (15/3).
Penangkapan dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Team Crime- Fighter Resmob Polres Pinrang dipimpin Bripka Aris bekerjasama Personil Polsek Patampanua dipimpin Kapolsek Patampanua, AKP Muh Idris dan Resmob Polda Sulsel dipimpin Kanit Resmob Polda Sulsel, AKP Edy Sabhara berhasil mengungkap identitas pelaku penganiayaan yang ternyata merupakan tetanggan korban yang tidak jauh dari rumahnya. “Pelaku masih sementara di interogasi di kantor,” tutupnya.(fzn/mks)