PAREPARE, PIJARNEWS.COM–Sejak dilakukannya penyegelan listrik PLN milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Parepare yang dilakukan oleh petugas PLN Cabang Parepare, aktivitas pelayanan di kantor ini lumpuh total, Jumat, 7 Desember 2018.
Kondisi ruang pelayanan di Kantor Dinkes Kota Parepare Sulawesi Selatan terlihat sepi dari aktivitas pelayanan yang biasanya tidak terjadi. Sejumlah ruang pelayanan terlihat gelap dan terasa panas karena beberapa peralatan elektronik yang menggunakan listrik tidak menyala. Penyebabnya lantaran tidak adanya aliran listrik karena KWH meter listrik PLN di Kantor Dinkes Parepare disegel lantaran menunggak hingga dua bulan. Akibatnya, pelayanan lumpuh total alias tidak ada aktivitas sama sekali.
Sejak dua hari penyegelan, pelayanan publik yang mengandalkan aliran lisrik tidak berjalan maksimal.
Salah seorang Staf Dinkes Kota Parepare, Ema mengeluhkan hal ini bisa terjadi karena merasa dirugikan untuk membuat laporan kegiatan yang harus menggunakan fasilitas komputer.
“Karena listrik disegel tentu ini sangat mengganggu aktivitas kami, dimana mau kerja laporan dan harus menggunakan komputer,” keluhnya.
Kepala Dinkes Kota Parepare, Muhammad Yamin menjelaskan penyegelan ini terjadi lantaran pihak pemerintah dalam hal ini Badan Keuangan Daerah Kota Parepare hingga saat ini belum mencairkan pengajuan pos anggaran biaya operasional yang ditangani oleh Dinkes Parepare.
Menurutnya, beberapa kantor pelayanan kesehatan yang dibiayai oleh Dinkes Kota Parepare juga ikut disegel oleh pihak PLN Persero Cabang Parepare, di antaranya enam puskesmas kelurahan, satu rumah sakit kusta serta dua gudang penyimpanan obat milik Dinkes Parepare.
Tak hanya pelayanan publik yang lumpuh total akibat penyegelan ini, namun ribuan jenis vaksin serta obat-obatan milik Dinkes Parepare rusak berat karena lemari pendingin untuk menyimpan vaksin tersebut tidak berfungsi. Padahal menurut ketentuannya, jka selama dua jam tidak mendapatkan suhu maksimal 8 derajat celsius maka vaksin serta obat-obatan tersebut rusak. (*)
Reporter: Amir
Editor: Dian Muhtadiah Hamna