PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Isu fee proyek 15 persen (belakangan disebut naik 17 persen) di Kota Parepare terus menggelinding. Kali ini sorotan datang dari proyek Pembangunan Puskesmas Lemoe, yang dinilai hanya mengejar fee tersebut. Apa alasannya?
Ketua LSM Mahatidana Kota Parepare Rudi Najamuddin membeberkan, puskesmas itu dianggarkan pada APBD-Perubahan 2017, senilai Rp13 miliar termasuk alkes. Namun baru dikerjakan pada pertengahan bulan 12 ini. Penelusuran PIJAR, proyek ini memang baru ditender pada akhir Oktober.
“Ini terkesan dipaksakan. Karena pasti tidak akan selesai. Pasti menyeberang (tahun, red). Pemkot pastinya tau kalau tidak bisa tuntas. Kenapa masih berani? Artinya dugaan mengejar fee semakin kuat,” kritiknya.
Selanjutnya, Rudi mengungkapkan jika proyek dua lantai itu terus dipaksakan digenjot maka kekuatan konstruksinya pasti buruk dan mengkhawatirkan. “Beton itu saat dicor, butuh 21 hari untuk dibangun diatasnya. Kalau tidak, kualitasnya pasti tidak bagus. Ini berbahaya sekali,” beber Rudi.
Sampai berita ini diturunkan, Pemkot Parepare yang coba dikonfirmasi via Plt Sekda belum memberi jawaban. Pesan singkat yang dikirim PIJAR via whatsapp juga belum dibalas.
Sebelumnya, isu fee proyek di Parepare kembali mengemuka. Sejumlah rekanan diam-diam mengungkap istilah ‘Ketua Kelas’ dalam setiap proyek yang bergulir. Ketua Kelas ini menjadi penentu sesiapa yang berhak mendapat proyek. Syaratnya, potongan fee 15 hingga 17 persen. Siapa dia? (mul/ris)