TAKALAR, PIJARNEWS.COM — Realisasi Surat Edaran Kemenkes mengenai pemberian tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri (rematri) dan wanita usia subur (WUS) diwujudkan oleh Puskesmas Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar.
Distribusi TTD telah dilakukan ke-11 sekolah, yang terdiri dari 5 SMP/MTS dan 6 SMA/MA. Di 11 sekolah tersebut, TTD didistribusikan kepada 511 siswi kelas 1 atau 36,7 persen dari target 1.394 siswi.
Demikian diungkap Pelaksana Gizi UPT Puskesmas Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Arfinah Makmur, AMG ketika ditemui Pijarnews.com, belum lama ini.
“Pelayanan gizi sebelum masa pandemi berjalan lancar. Distribusi dan pemberian TTD ke siswi di sekolah sudah dilaksanakan dua tahun sejak 2018,” papar Arfinah.
Dia menceritakan, di Polongbangkeng Utara metode pemberian TTD kepada siswi didahului dengan sosialisasi mengenai dampak anemia. Sosialisasi tersebut dikawal satu tim yang terdiri dari dokter umum, petugas gizi, petugas laboratorium, bidan dan petugas UKS.
“Saat sosialisasi mengenai TTD diadakan penyuluhan tentang manfaat TTD atau tablet zat besi (Fe) tersebut bagi remaja putri, tentang kesehatan reproduksi serta pemeriksaan Hemoglobin (Hb), sekaligus distribusi langsung atau meminum langsung TTD di hadapan petugas,” tambahnya. Diceritakan Arfinah, mengapa remaja putri perlu mendapatkan zat besi (Fe)? Karena setiap bulan remaja putri mengeluarkan darah kotor (haid) dan remaja putri adalah calon ibu yang bila sehat akan melahirkan juga generasi yang sehat.
Arfinah mengakui, tantangan pemberian tablet TTD baik sebelum maupun selama masa pandemi memang ada. Sebelum pandemi tim Nakes menemukan sejumlah keluhan siswi yang telah mengonsumsi TTD. Salah satunya adalah rasa tabletnya yang kurang bervariasi. “Mungkin siswi butuh rasa buah-buahan,” kata Arfinah.
Selain itu, ada juga siswi yang sempat khawatir saat buang air kecil ketika melihat urine berwarna merah setelah meminum TTD. Ketidakpercayaan diri siswi juga muncul lantaran mereka menilai TTD hanya diberikan kepada ibu hamil. Anggapan yang salah tersebut diluruskan Arfinah dengan aktif menyosialisasikan dampak anemia dan manfaat TTD bagi remaja putri.