Bersyukur dan Qona’ah
Oleh : Hamka*
Tiada kenikmatan dan kesuksesan dirasakan oleh manusia di dunia ini, melainkan datangnya dari Allah Swt, karena itu wajib kita senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. Banyak cara dan bentuk kesyukuran kepada Allah Swt, diantaranya senantiasa mengingat bahwa kenikmatan tersebut datangnya dari Allah, kemudian kita selalu mengucapkan “Alhamdulillaah,” bahwa segala puji hanya milik Allah Swt.
Selanjutnya kita menafkahkan sebagian dari rezeki yang Allah karuniakan kepada kita, kepada jalan yang diridhoi Allah (fii sabiilillaah). Dengan kita bersyukur demikian, maka Allah Swt, akan menambah keberkahan dalam hidup kita. Dan senantiasa melipatgandakan rezekinya untuk kita.
Sebagaimana firman Allah Swt :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: “Dan ingatlah tatkala Tuhanmu mengumandangkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim [14]: 7).
Bersyukur atas rezeki yang Allah berikan dan karuniakan, maka akan menumbuhkan jiwa yang dipenuhi dengan qona’ah (merasa cukup). Sehingga tidak tergiur untuk berbuat curang, menipu, berdusta, seperti menjual kucing dalam karung, dan menyembunyikan apa yang harus diketahui oleh pembeli. Di saat sukses dan kaya menjadikan hidup tetap sederhana tanpa berlebihan itulah makna Qana’ah. Keridhoan dengan segala rezeki yang Allah turunkan kepada kita, inilah yang akan mendatangkan keberkahan. Seperti disebutkan di dalam hadits:
إن اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يبتلي عَبْدَهُ بِمَا أَعْطَاهُ فَمَنْ رضي بِمَا قَسَمَ الله عز وجل له بَارَكَ الله له فيه وَوَسَّعَهُ وَمَنْ لم يَرْضَ لم يُبَارِكْ له ولم يزده على ما كتب له. رواه أحمد والبيهقي وصححه الألباني
Artinya: “Sesungguhnya Allah yang maha luas karunia-nya lagi maha tinggi, akan menguji setiap hamba-Nya dengan rezeki yang telah ia berikan kepadanya. Barang siapa yang ridho dengan pembagian Allah Azza wa Jalla, maka Allah akan memberkahi dan melapangkan rezeki tersebut untuknya. Dan barang siapa yang tidak ridho (tidak puas), niscaya rezekinya tidak akan diberkahi.” (HR Ahmad).
Tidak puas dengan apa yang telah Allah karuniakan kepada kita, termasuk penyakit jiwa, akibat bagi para pemuja dunia dan materi. Lalu kemudian lahirlah iri dan dengki pada kesuksesan orang lain.
Orang yang memiliki sifat dengki, akan senantiasa banting tulang untuk menambah hartanya, dengan segala cara, sampai akhirnya ajal menjemput.
Oleh karena itu Islam mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa bersyukur dan merasa cukup apa yang ia telah usahakan melalui proses yang panjang penuh mujahadah. (Bersambung)
Wallahu a’lam
#Garbiforumleadership
#PegiatMasyarakatTanpaRiba.
#DakwahSinarAgung.
*Penulis, Founder Sinar Agung, Distributor ATK