PALU, PIJARNEWS.COM — Relawan dari berbagai lembaga kemanusiaan telah tiba di Palu beberapa waktu setelah gempa dan tsunami menerjang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat 28 September 2018.
“Alhamdulillah, tim BMH dan SAR Hidayatullah telah tiba di Palu, malam ini selepas maghrib waktu setempat,” terang Kepala BMH Sulawesi Barat yang memimpin rombongan relawan dari Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu 29 September 2018. .
Sementara itu, Kabupaten Donggala yang menjadi titik gempa mengalami kelumpuhan total. “Puing rumah, bangkai kendaraan berserak. Rata dengan tanah, berpuluh kilometer,” terang relawan yang berada di Donggala kepada BMH, Ahad 30 September 2018.
Situasi tersebut menjadikan warga harus mengungsi. “Beberapa di antaranya bahkan masih terpisah dengan keluarga. Tanpa bisa saling berkabar,” imbuhnya.
Kondisi semakin sulit ketika jalur komunikasi terputus. “Listrik padam. Gelap gulita sepanjang Donggala–Palu,” tuturnya.
Dari info yang dihimpun relawan di lokasi, sejauh ini telah dikabarkan ratusan orang dinyatakan meninggal dunia.
“Di titik-titik pengungsian. Air bersih, selimut, tenda dan pangan sangat dibutuhkan. Karena sampai saat ini, jalur menuju ke lokasi masih sulit ditembus, termasuk penerangan (genset), karena listrik padam,” terang Syamsuddin, salah seorang relawan.
Kebutuhan urgen lainnya meliputi, masker untuk bayi, sarung tangan latek, alkohol steril, sepatu boot, suplemen, senter, skop.
Adapun untuk pengungsi dibutuhkan segera makanan instan, selimut, baju, pakaian bayi, pakaian dalam perempuan, obat, terpal, tikar, susu, dan pakaian salat.
Jalur utama putus total, sehingga mesti melalui jalan alternatif yang cenderung cukup sulit dilalui.
Semalam tim relawan BMH dan SAR Hidayatullah transit di Pesantren Hidayatullah Palu yang beralamat di Kelurahan Tondo, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu.
“Kondisi pesantren, Alhamdulillah pengurus dan para santri selamat semua. Hanya saja, bangunan di pesantren luluh lantak,” jelas Syamsuddin.
Seorang relawan juga melaporkan perihal keadaan di lokasi dengan penuh perasaan di Donggala.
“Ya Allah, menetes air mata ini ketika tim relawan BMH Sulawesi Barat baru saja menelepon dan memberikan kabar, bahwasanya beliau sudah sampai di lokasi, kabarnya bangunan di kota Donggala rata dengan tanah, sepi, seperti kota mati, gelap gulita, bahkan puluhan kilometer jalan hancur. Diprediksi banyak korban jiwa meninggal. Mohon doa teman-teman agar para korban bisa segera dievakuasi,” ungkapnya.
Kondisi tersebut menjadikan kebutuhan akan relawan begitu besar.
“Insya Allah akan ada tambahan tim relawan, via darat ada dari Makassar, empat di antara yang diberangkatkan akan terbang bersama pesawat hercules TNI,” terang Koordinator Lapangan Peduli Bencana Nusantara di Palu, Ahmad Hamim. (*)
Sumber : rilis
Penulis : Abdillah MS
Editor : Alfiansyah Anwar