Badaruddin, Pemilik Hilal Point
PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Tim Satuan Tugas Covid-19 Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Sulawesi Selatan membubarkan lomba tiktok di pusat jajanan Hilal Point, Kota Parepare, Jumat malam, (20/11/2020).
Pembubaran dilakukan diduga karena melanggar protokol kesehatan seperti berkerumun tak mengatur jarak dan sebagian pengunjung tak memakai masker. Meski demikian, pemilik pusat jajanan Hilal Point, Badaruddin mengaku kegiatan tersebut hanya insidental atau spontan. Ke depan, pengelola akan lebih patuh terhadap protokol kesehatan.
Saat PIJARNEWS mengonfirmasi ke Hilal Point, salah seorang pengelola pusat jajanan, Sofyan memperlihatkan video saat Tim Satgas Covid-19 datang ke pusat jajanan tersebut.
Dalam video tersebut, sejumlah orang berjoget tiktok di atas panggung dan sejumlah anak-anak juga menari tiktok di depan panggung. Tak berapa lama, Camat Ujung yang juga Tim Gugus Tugas Covid-19 Ujung, Ulfa Lanto bersama stafnya datang menemui pemilik Hilal Point, Badaruddin.
Camat Ujung kemudian meminta kegiatan lomba tiktok tersebut dihentikan. Penyebabnya, banyak warga berkerumun, tidak mengatur jarak dan sebagian tak memakai masker. Sehingga rawan terjadi penularan Covid-19.
“Kami mendapatkan informasi bahwa Hilal Point sudah tiga kali diperingatkan agar patuh terhadap protokol kesehatan. Malam ini tim Satgas Covid-19 akan kembali turun melakukan pemantauan, jika masih melanggar maka bisa jadi akan didenda. Nilainya Rp500 ribu,” ujar Ulfa Lanto kepada wartawan, Sabtu (21/11/2020).
Badaruddin mengatakan, permainan tiktok tersebut dilakukan secara insidental atau spontan usai pertunjukan musik dari personel band.
“Jadi bukan direncanakan,” kata Badaruddin.
Ia mengaku baru kali ini mendapat teguran lisan dari Tim Satgas Covid-19.
Menurut Badaruddin, kapasitas tempat duduk di Hilal Point mencapai 300 orang. Namun yang datang pada malam berlangsungnya Tiktok tersebut hanya berkisar 30 orang. Sehingga banyak tempat duduk kosong. Hanya saja, para pengunjung yang ikut tiktok sempat berkumpul di depan panggung saat pengambilan gambar.
Di masa pandemi ini, Badaruddin yang baru merintis usaha tersebut mengaku belum mampu menstabilkan biaya operasional. Karena itu, berbagai trik dilakukan untuk menggairahkan kembali usahanya.
Sebelum pandemi, Badaruddin mengaku memiliki 50 karyawan. “Kini sisa 20 orang sebab kami tak mampu lagi menggaji karyawan akibat sepinya pengunjung,” kata Badaruddin.
Usai diberi peringatan mengenai pelanggaran protokol kesehatan, Badaruddin terpaksa membatalkan sejumlah event di tempatnya. “Malam ini kami membatalkan salah satu event sebagai upaya membantu pemerintah memutus mata rantai Covid-19,” kata Badaruddin.
Para karyawan Hilal Point juga sebelumnya telah menjalani rapid test dan hasilnya seluruh karyawan negatif Covid-19. Biaya rapid test tersebut dikeluarkan sendiri oleh pengelola Hilal Point. (*)
Penulis : Alfiansyah Anwar
Editor: Dian Muhtadiah Hamna