PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Hari pertama pemberlakuan kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas 6 sekolah pilot project yang ditetapkan pemerintah kota Parepare boleh dikata berjalan sukses. Meski begitu, banyak kejadian yang terlihat canggung dihari pertama masuk sekolah itu.
Mulai dari suasana yang terlihat kaku. Sebab siswa yang tiba di sekolah harus melewati sejumlah protokol kesehatan sebelum memasuki ruangan. Hingga, orang tua siswa yang rela menunggu anaknya di luar sekolah hingga jam pelajaran selesai.
Kejadian seperti itu, patut dimengerti. Pasalnya, sekian lama siswa tersebut baru merasakan kembali pembelajaran tatap muka di sekolah. Yang selama ini mereka hanya menerima pembelajaran secara daring. Terlebih saat ini masih dalam suasana pandemi Covid-19.
Meski begitu, dari pantauan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Arifuddin Idris bersama sejumlah instansi terkait, seperti Dinas Satpol PP, Dinas Kominfo, Camat, Lurah, Dinas Perhubungan, Staf Ahli, Dewan Pendidikan, dan PGRI PTM hari pertama PTM berjalan sukses dan kondusif.
“Secara umum pelaksanaan hari pertama PTM ini berjalan dengan lancar dan kondusif,” ungkap Arif, sapaan karib mantan Kepala Bidang Pendidikan Dasar ini kepada sejumlah awak media.
Meski demikian, Arif menekankan agar penegakan SOP, baik kedatangan maupun saat waktu jadwal pulang siswa harus diatur ulang untuk menghindari kerumunan.
“Walau sudah kondusif tetapi harus kita tingkatkan. Masih perlu diperhatikan penegakan SOP terutama pengantaran dan penjemputan anak-anak,”terang Arifuddin.
Arif berharap, 6 sekolah yang menjadi pilot project dapat melakukan evaluasi terkait waktu kedatangan siswa agar tidak datang secara bersamaan.
“Pihak sekolah diminta mengatur kembali jadwal kedatangan siswa. Harus ada selisih waktu setengah atau satu jam agar siswa tidak berkerumun saat pulang sekolah,” ulangnya, menekankan.
Persoalan PTM lanjut dia, bukan hanya menjadi perhatian sekolah namun juga para orangtua.
“Ada kekhawatiran orangtua siswa tidak mampu menerapkan SOP. Bisa saja PTM ini disetop walaupun tidak ada gejala. Karena persoalan tatap muka ini bukan sekolah saja siap, tapi orang tua juga harus betul-betul siap, siap untuk dengan kesadarannya mengikuti SOP yang berlaku,” tegas Arif.
Adapun 6 sekolah percontohan PTM terbatas ini yakni, SMP 2, SMP 4, SD 3, SD 5, SD 24, dan SD 71.
Siswa yang masuk ke area sekolah harus melalui screening awal, dan mencuci tangan terlebih dulu. Para guru piket dan Tim Satgas Covid-19 sekolah juga stand by menyambut kedatangan siswa serta menunjukkan arah kelas masing-masing.
“Tim Satgas sekolah harus siaga, baik mengarahkan siswa agar disiplin dalam penerapan prokes, juga menunjukkan ruangan siswa. Jadi setiap kelas sudah ada petugas yang berdiri di depan kelas. Setiap kelas juga telah tersedia wastafel cuci tangan, hand sanitizer, dan penyemprot disinfektan,” ujar Sri Enyludfiah, Kepala UPTD SMP Negeri 2 Parepare.
Hal senada juga dikatakan Kepala UPTD SD 3 Parepare, Amrihim. “Yang jelas kita perketat prokes yang mana pada saat anak-anak datang, orang tua tidak boleh masuk ke dalam halaman sekolah. Sebelum masuk kelas, anak-anak dicek suhunya, dan jika ada di atas 37, tidak boleh masuk dan dipulangkan namun alhamdulillah hari pertama aman,” katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Parepare, Taufan Pawe mengaku, Pembelajaran Tatap Muka mesti dilakukan dengan kehati-hatian, mengingat risiko penularan kepada anak lebih tinggi dari orang dewasa.
“Kita akan kaji lebih mendalam. Hal itu juga untuk memberikan perlindungan kepada generasi masa depan,” ujarnya. (Agussalim)