“Kondisi ini diperparah dengan munculnya sistem perdagangan yang justru semakin mendistorsi hubungan antara petani dan industri pengolahan yang tidak terintegrasi, yang berujung pada inefisiensi, rendahnya harga kakao di tingkat petani, dan rendahnya kualitas kakao,” ujar mantan Karyawan PT Cargil Makassar ini.
Putra pertama pasangan almarhum Said Adha mantan Camat Bacukiki Parepare dengan Enaul Mardiana ini menyatakan, banyaknya pelaku rantai pasok yang terlibat dalam rantai pasokan kakao termasuk di Provinsi Sulawesi Barat diperlukan suatu pendekatan integrasi agar pelaku rantai pasokan kakao tidak berjalan sendiri-sendiri.
Dalam penelitiannya, Ia menyimpulkan standardisasi produk tidak berpengaruh langsung terhadap daya saing, akan tetapi berpengaruh tidak langsung terhadap daya saing melalui kinerja. Standardisasi produk berpengaruh langsung terhadap kinerja pedagang kakao.
Selain itu, kata Wahyu, infrastruktur berpengaruh langsung dan signifikan dengan arah negatif terhadap daya saing dan berpengaruh tidak langsung terhadap daya saing melalui kinerja.
“Integrasi rantai pasok berpengaruh langsung dan signifikan terhadap daya saing dan berpengaruh tidak langsung terhadap daya saing melalui kinerja. Integrasi Rantai Pasok berpengaruh langsung terhadap kinerja,” ujar suami Masriani ini.
Ayah 5 anak kelahiran 29 Maret 1975 ini melanjutkan, berdasarkan hasil analisis penelitiannya menyarankan standardisasi produk perlu mendapatkan perhatian dan dukungan bagi semua stakeholder yang ada di Provinsi Sulbar dalam hal ini pemerintah, petani kakao dan eksportir kakao untuk senantiasa menjaga kesesuaian mutu kakao yang dihasilkan.
Selain itu, lanjut Wahyu, diperlukan upaya intensif terutama pemerintah provinsi dan kabupaten dalam rangka keberlanjutan kakao. Seperti melakukan kegiatan gernas kakao, sertifikasi dan penyuluhan untuk dapat ditingkatkan.
“Tidak terstandarnya produksi kakao sangat dipengaruhi oleh kondisi tanaman, peremajaan yang tidak merata penyebarannya, perlakuan pedagang yang terkadang mengabaikan kualitas berpotensi menghasilkan mutu kakao menjadi kurang baik,” ujar Wahyu.
Selanjutnya…