LIPSUS, PIJARNEWS.COM — Kru media Pijarnews.com berkesempatan mewawancarai salah seorang anak muda, alumni Universitas Indonesia (UI), Ketua HIMA Kosgoro 1957 yang kini maju sebagai calon anggota legislatif DPRD Sulsel dari Partai Golkar, nomor urut 9, dapil Sulsel VI, Gamal Bachri Syamsul.
Berikut rangkumannya:
Pijar: Saya dengar awalnya anda ini mau membangun usaha saja setelah tamat kuliah?
Gamal: Iya benar. Latar belakang pendidikan saya di UI itu ekonomi bisnis. Makanya dari awal saya selesai ingin berbisnis saja. Saya tidak pernah berpikiran menjadi pegawai atau menjadi ASN. Saya lebih terdorong berusaha, berbisnis agar bisa membuka lapangan kerja.
Pijar: Apa itu kesampaian?
Gamal: Tentu. Saya sudah mendirikan beberapa perusahaan dan sudah menjalankan usaha. Termasuk salah satunya di Kota Parepare ini. Memang masih kecil-kecil tapi setidaknya ada penghasilan dan bisa membayar gaji karyawan.
Pijar: Lalu, mengapa Anda malah memutuskan untuk terjun ke politik?
Gamal: Karena dalam perjalanannya, dalam berinteraksi dan berorganisasi, berkomunikasi dengan teman-teman, karena saya ini background-nya aktivis HMI, tentu dengan berbekal idealisme perjuangan, rupanya banyak hal yang penting untuk diperjuangkan. Dan itu tidak bisa lewat jalur bisnis.
Pijar: Apa yang Anda maksudkan?
Gamal: Di Indonesia ini, apa yang tidak diputuskan lewat proses politik. Harga beras, harga daging, harga air minum yang kita konsumsi setiap hari itu ditentukan melalui proses politik. Belum lagi kalau kita bicara kepentingan daerah, kepentingan bangsa, semua diputuskan melalui jalur politik.
Inilah yang saya maksud banyak hal yang harus diperjuangkan melalui jalur politik. Upah buruh yang merupakan sumber penghasilan para pekerja juga diputuskan melalui proses politik. Maka sudah benarlah kata penyair jerman, Bertolt Brecht bahwa buta terburuk adalah buta politik. (bersambung)