MAJENE,PIJARNEWS.COM-Majene merupakan wilayah yang terletak di Pangali-Ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, memiliki sebuah situs bersejarah bernama Makam Para Raja. Kompleks ini bukan hanya merupakan tempat peristirahatan terakhir para penguasa setempat, atau mara’dia, serta anggota masyarakat Banggae, tetapi juga mengusung nilai budaya dan sejarah yang sangat penting.
Makam Para Raja bukan sekadar tempat penghormatan, melainkan juga menjadi tujuan wisata yang memikat, menarik pengunjung dari Majene dan sekitarnya. Keindahan situs ini tidak hanya berakar pada makna sejarahnya, melainkan juga pada lokasinya yang memukau sepanjang garis pantai, menawarkan pemandangan yang memukau dan menjadikannya tempat yang sempurna untuk bersantai serta berkumpul bersama keluarga.
Dalam keseluruhannya, kompleks ini mencakup area seluas 1,6 hektar dan merupakan kuburan tradisional terbesar di Sulawesi Barat, dengan total 471 makam yang terdapat di dalamnya. Keberadaan area warisan budaya yang begitu luas ini membentangkan karpet kaya akan wawasan sejarah, terutama mengenai sejarah tanah Mandar.
Bagi para pelancong, destinasi ini merupakan pilihan yang menggoda. Keelokan dan nilai edukatifnya yang Instagramable, terutama terkait dengan sejarah kawasan Mandar, menjadikannya sebagai situs yang memikat untuk dieksplorasi. Permata ini diberi nama “Makam Para Raja dan Hadat Banggae” dan terletak di puncak Bukit Ondongan di Desa Pangali-Ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat.
Sesuai dengan namanya, destinasi wisata ini menampilkan sekitar 471 makam yang dibuat dari berbagai bahan, termasuk batu lava, batu tanah, dan kayu, dengan masing-masing memiliki ukiran dan bentuk yang unik dan rumit, serta memiliki makna simbolis yang tersendiri.
Pengunjung Makam Para Raja tidak hanya dapat menikmati keindahan estetika makam-makam kerajaan Banggae, tetapi juga disuguhi pemandangan panoramik pantai serta keindahan kota Majene. Situs ini menyediakan gazebo yang nyaman untuk bersantai dan tanaman hijau subur yang melengkapi suasana yang menyegarkan.
Yang lebih menggembirakan adalah Anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk menikmati tempat wisata ini. Hanya dengan membayar Rp 5.000, Anda sudah bisa mengabadikan kenangan, belajar tentang sejarah, atau sekadar menikmati udara pegunungan yang segar. Situs ini selalu terbuka untuk tamu setiap hari selama jam kerja reguler, mulai pukul 08:00 hingga 17:00 Wita.
Akses ke lokasi ini juga sangat mudah; jaraknya hanya sekitar 2,5 kilometer dari Kota Majene, menjadikannya destinasi yang mudah dijangkau untuk berkumpul bersama keluarga atau kunjungan dengan teman sesuai keinginan Anda.
Jadi, apakah Anda sudah siap untuk memulai perjalanan menjelajahi deretan batu nisan dan situs pemakaman ini, untuk sebuah pengalaman perjalanan yang tak terlupakan?.
Penulis : Rindiani (Mahasiswa PPL STAIN Majene)