PIJARNEWS.COM– Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut kemunculan teknologi kecerdasan buatan (AI) diperkirakan bakal memberikan dampak berkurangnya lapangan pekerjaan di masa depan.
Hal itu, disampaikan jelang pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss. Topik mengenai dampak AI ini juga akan menjadi salah satu agenda utama.
“Dalam sebagian besar skenario, AI kemungkinan akan memperburuk ketimpangan secara keseluruhan, sebuah tren yang meresahkan yang harus diatasi oleh para pembuat kebijakan secara proaktif untuk mencegah teknologi ini semakin memicu konflik sosial,” ujar Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, melansir CCN Indonesia, Kamis (18/01/2024).
Dampak kehadiran AI diperkirakan akan jauh lebih terasa di negara-negara maju dibandingkan dengan negara-negara berkembang. Di negara maju, sebanyak 60% pekerjaan terdampak AI dan sekitar setengah dari jumlah tersebut dapat memperoleh manfaat dari bagaimana AI mendorong produktivitas yang lebih tinggi.
“Untuk separuh lainnya, aplikasi AI dapat menjalankan tugas-tugas utama yang saat ini dilakukan oleh manusia, yang dapat menurunkan permintaan tenaga kerja, yang mengarah pada upah yang lebih rendah dan pengurangan perekrutan,” katanya.
“Dalam kasus yang paling ekstrem, beberapa pekerjaan ini mungkin akan hilang,” lanjutnya.
Sedangkan negara berkembang dan berpendapatan rendah, 40% dan 26% pekerjaan diperkirakaan akan terpengaruh AI.
“Banyak dari negara-negara ini tidak memiliki infrastruktur atau tenaga kerja terampil untuk memanfaatkan manfaat AI, sehingga meningkatkan risiko bahwa seiring berjalannya waktu, teknologi ini dapat memperburuk ketimpangan,” kata Kristalina.
Olehnya itu, Kristalina menyarankan agar tiap negara membangun jaring pengaman sosial dan menawarkan program pelatihan ulang untuk menangkal dampak AI. (*)
Sumber : CNN Indonesia