PINRANG, PIJARNEWS.COM – Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seorang gadis bernama Evi Mahmud (22) bekerja sebagai buruh pasir dan kerikil di Dusun Kaluppang, Desa Massewae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang.
Tiap hari, Evi memanggul skop bekerja menjadi buruh pasir dan kerikil di tambang rakyat di kampungnya.
Evi putus sekolah di SMA Kelas I lantaran terkendala biaya pada tahun 2016 lalu. Dari pada menganggur, ia pun memilih kerja kasar sebagai buruh pasir dan kerikil. Itu dilakukan Evi untuk menyambung hidup dan membantu meringankan beban orang tuanya.
Usai bekerja, Evi diupah Rp15 ribu per satu rek mobil truk. Syaratnya, ia harus mengisi truk pembeli pasir atau krikil menggunakan skop. Uniknya, Evi berbaur dengan buruh lainnya yang kebanyakan pria.
Gadis manis dengan kulit sawo matang dan tai lalat di bibir ini tidak sedikit pun merasa canggung. Ia bekerja layaknya buruh-buruh lainnya.
“Saya bekerja kasar sejak putus sekolah. Saya terima upah sebesar lima belas ribu rupiah per satu rek mobil,” tutur Evi saat dihubungi PIJARNEWS melalui sambungan telepon, Rabu (13/11/2019).
Dari hasil jerih payahnya, Evi membantu orangtuanya dengan membiayai kebutuhan sehari-hari. Selain itu, Evi juga kini menabung untuk memperbaiki atap rumahnya yang bocor saat hujan. (*)
Reporter : Fauzan Mahmud
Editor : Alfiansyah Anwar