MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Parepare, Sabtu-Ahad, (5-6/11/2022) mengikuti sidang pleno I Muktamar ke-48 Aisyiyah. Bertema Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban bangsa, kegiatan ini berlangsung di Balai Sidang Universitas Muhammadiyah Makassar, dan diikuti sebanyak 1.930 PDA secara daring yang nantinya sebagai peserta muktamar di Surakarta. Kegiatan ini juga dihadiri secara luring oleh 23 anggota Pimpinan Pusat Aisyiyah (PPA) di Surakarta. Jadwal sidang pleno I Muktamar ke-48 Aisyiyah di mulai dengan pembukaan, selanjutnya dibagi dalam 6 sesi yaitu pengantar, presentasi materi, tanggapan PWA dan ortom sebanyak 3 sesi dan sesi ke-6 penjelasan dan simulasi pemilihan Anggota PP Aisyiyah dan terakhir penutup.
Wakil Ketua II PDA Kota Parepare, Apt. Haniarti, S.Si, M.Kes, yang mewakili PDA Kota Parepare dalam sidang pleno muktamar menyatakan bahwa sidang pleno pertama ini merupakan bagian dari rangkaian resmi sidang pleno muktamar ke-48 Aisyiyah. Sidang ini mengagendakan tanggapan anggota muktamar atas materi muktamar yang telah dikirimkan oleh Pimpinan Pusat Aisyiyah kepada seluruh anggota muktamar.
“Hasil sidang ini akan menjadi dasar pembahasan dan pengambilan keputusan pada rangkaian sidang pleno muktamar pada tanggal 19-20 November 2022 di Surakarta,” katanya.
Selain Haniarti, PDA Kota Parepare juga diwakili Sekretaris PDA Darmawati Jufri, M.Si, ketua Cabang Labukkang Dra. Imawati dan Wakil ketua PCA Lompo’e Adreani, S.Pd. “Sulawesi Selatan mengirim sebanyak 109 peserta Muktamar Aisyiyah di Surakarta Solo yang akan diberangkatkan tanggal 18 November 2022,” ujar Darmawati.
Sidang Pleno I Muktamar ke-8 Aisyiyah berlangsung hybrid di Auditorium Djasman Universitas Muhammad Surakarta, Ahad (6/11/2022). Acara diawali dengan pembacaan Qalam Ilahi, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Muhammadiyah dan Mars Aisyiyah. Dilanjutkan dengan sambutan PP Aisyiyah ibu Dr. Hj. Sitti Noorjannah DJohantini, M.M, M.Si.
Dalam sambutannya Noorjannah menyatakan bahwa persidangan pleno yang pertama untuk secara khidmat membahas seluruh materi Muktamar. Materi ini terdiri dari laporan Pimpinan Pusat Aisyiyah (PPA) periode 2015-2022, program Aisyiyah periode 2022-2027, risalah perempuan berkemajuan, serta isu-isu strategis dalam konteks keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal.
Sebelum mengulas singkat satu persatu materinya, perempuan yang akrab disapa Noorjannah itu mengungkap, sidang pleno pertama ini menjadi bagian tak terpisahkan dari seluruh agenda muktamar yang sah secara konstitusional maupun regulasi ketentuan organisasi. Mengapa demikian, katanya, karena meski desain dan sistem persidangan muktamar kali ini berbeda dari periode yang lalu, namun semuanya telah disahkan dan disepakati dalam permusyawaratan tertinggi di bawah muktamar, yakni sidang Tanwir Muhammadiyah Aisyiyah.
“sehingga tidak perlu ditanyakan lagi apakah sidang pleno ini menjadi bagian sendiri (terpisah) atau terintegrasi, jelas secara konstitusi, sidang ini konstitusional secara organisasi menjadi bagian agenda muktamar,” tegas istri Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si itu.
Oleh karena itu, pihaknya punya harapan besar sidang pleno I ini berjalan dengan khidmat.
“Seluruh anggota dan peserta muktamar akan mendiskusikan, mendialogkan, memberi saran atas seluruh materi muktamar yang sudah disampaikan kepada para anggota muktamar melalui Pimpinan Wilayah Aisyiyah se-Indonesia,” terangnya.
Muktamar kali ini menurutnya sangat monumental. Pertama karena muktamar berlangsung pada masa perkembangan teknologi informasi sudah sangat maju. Selain itu dilaksanakan setelah pandemic Covid-19, di mana pandemi ini telah memberikan dampak yang sangat luas bagi kehidupan secara universal. Muktamar yang diundur dua tahun ini lanjutnya, bagian dari cara persyarikatan untuk menghadirkan muktamar yang saksama, menjadi teladan, bersabar untuk kepentingan yang lebih luas dan tentu ini memberi arti bagi dakwah Aisyiyah ke depan.
Noordjannah mengingatkan, muktamar ke-48 adalah muktamar periode kedua di saat Aisyiyah sudah masuk babak usia abad ke dua. Menurutnya ini menjadi momen penting bagi pergerakan Aisyiyah di mana sudah hadir lebih dari seratus tahun. Untuk itu dia mengimbau, periode kedua abad kedua menjadi muktamar yng harus diisi dan dipenuhi dengan cita-cita besar Aisyiyah. “Dengan pandangan berkemajuan, semangat yang tinggi, keihklasan mendalam dan luasnya hati untuk bersungguh-sungguh menjalankan fii sabilillah melalui Gerakan Aisyiyah,” imbaunya. (rls)
Editor: Dian Muhtadiah Hamna