MAMUJU, PIJARNEWS.COM – Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar (ABM) bersama Dansatgas, Danrem 142 Tatag, Brigjen TNI, Firman Dahlan dan Wadansat, Sekprov Sulbar, Muhammad Idris, menggelar rapat pelaksanaan tugas komandan Satgas penangulangan bencana Sulbar, pasca gempa 6,2 Magnitudo 15 Januari 2021 lalu, di Posko induk Kantor Gubernur Sulbar, Kamis (4/2/2021) Malam.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar mengemukakan, harapan bersama untuk kembali melakukan pembenahan pasca gempa yang telah mengguncang Sulbar, khususnya di Mamuju dan Majene.
“Saya harapkan teman-teman di kabupaten berkolaborasi melakukan penanganan dan pembenahan serta menjaga kebersihan. Yang terpenting, juga tetap memperhatikan protokol kesehatan apalagi masih dalam kondisi covid-19,” ucap ABM.
ABM juga mengungkapkan, yang juga perlu mendapat penanganan yaitu masyarakat diberikan trauma healing akibat gempa , apalagi terjadi beberapa gempa susulan.
“Untuk itu, stakeholder terkait perlu menerjunkan team yang mampu melakukan penanganan trauma healing kepada para pengungsi,” ungkapnya.
Sementara itu, Danrem 142 Tatag selaku Dansatgas, Brigjen TNI Firman Dahlan, menjelaskan bahwa yang menjadi prioritas utama pasca bencana alam di Sulbar ialah, pencarian dan evaluasi, perawatan korban, penyaluran bantuan kemanusiaan, pengembalian roda perekonomian, pengembalian operasional layanan pemerintah, fasilitas umum dan sosial, pelayanan pengungsian dan kesehatan, menjamin ketersediaan BBM khususnya di rumah sakit, pendataan kerusakan rumah masyarakat dan menjamin kelancaran arus transportasi antar daerah.
“Dengan berakhirnya masa tanggap darurat sebenarnya berbagai fasilitas bantuan sudah harus dikembalikan kepada pemiliknya, namun pihak kami sudah menyurat agar fasilitas tersebut masih tetap staand by, begitu juga dari personil kami, kami siap membantu,” jelas Brigjen TNI Firman Dahlan.
Di tempat yang sama, Sekprov Sulbar, Muhammad Idris selaku Wadansatgas, Muhammad Idris, menuturkan dengan berakhirnya masa tanggap darurat maka berakhir pula segala tugas yang telah dicapai, namun sejumlah tugas baru kembali menunggu dan harus segera diselesaikan.
“Kalau kita lihat tugas-tugas yang berat masih menghadang adalah aspek kesehatan, kita tau betul jumlah pengungsi 71.000 sesuai yang terdata dan itu rentan dengan adanya penyakit atau ganguan kesehatan diantara mereka,” tutup Idris.
Reporter: Nur Mubarak