Penulis: Abdillah.Ms
PIJARNEWS.COM, ESAI — Ketika mendengar kata ibu, apa yang ada dibenak anda? Pertanyaan tersebut tiba-tiba berbisik dalam qalbu, ketika melihat kiriman foto seorang korban KM. Lestari Maju yang tenggelam di perairan Selayar, Selasa (3/7/2018) pukul 14.30 WITA, yang menunjukkan seorang ibu yang turut menjadi penumpang kapal nahas itu, tengah berupaya menyelamatkan anaknya dengan cara mendekapnya dengan menggunakan jaket pelampung.
Dalam foto itu menggambarkan ibu adalah sosok perempuan yang penuh dengan kelembutan dan kasih sayang yang tulus, dan jika anda ditanya dalam ujian nanti, siapa yang anda anggap sebagai sosok seorang pahlawan? Sudah semestinya kita harus menjawab “Ibu”. Adakah diantara kita yang telah mengangkat ibu sebagai sosok seorang pahlawan dimuka bumi ini? Sebab, sepertinya kita terkadang lupa bahwa ibulah yang pantas kita puja sebagai sosok pahlawan. Makanya, terasa tepat jika ini menjadi bahan renungan buat kita semua.
Bagi saya, ibu itu meggambarkan suatu kasih sayang yang tulus, jika saya ingat tentang ibu, terbayang sosok perempuan tua yang duduk bersimpuh dan mengangkat kedua tangannya dihadapan Ilahi. Seraya melantunkan bait-bait doa, dan sesekali meneyebut namaku. Dialah ….. “Ibu”…. !!!! Setiap saat ibu mendoakan saya, waktu dan usianya seakan hanya ia habiskan untuk saya sebagai anaknya, walau dengan pengorbanan dan perjuangan yang tulus. Oleh karena itu, makna kelembutan, kasih sayang, akan senantiasa tidak lepas dari arti kehadiran seorang ibu.
Jika kita meneyepelehkan inti dari kelembuatan dan kasih sayang yang tulus dari sosok perempuan yang bernama ibu, sepertinya kita telah menafikan keberadaan kita sebagai seoarang manusia dimuka bumi ini. Karena dari hal inilah kita dapat membedakan antara kaum lelaki dan perempuan. Ibulah yang telah mengandung kita dalam rahimnya selama kurang lebih sembilan bulan lamanya. Ibu telah mengalirkan dirinya yang suci dalam aliran-aliran darah kita. Kelembutan cinta ibulah yang menjadi bagian terpenting dari asal muasal kita dimuka bumi ini.
Banyak diantara kita mungkin masih memaknai secara simbolik, sosok seorang perempuan itu identik sebagai kaum yang lemah, atau dengan kata lain hanya laki-laki sajalah sosok manuasia yang perkasa. Pandangan seperti ini tidaklah selamanya benar, karena bagi saya, karakter yang dimiliki oleh kaum lelaki ada pula pada diri seorang perempuan. Hanya saja faktor bilogis yang menjadi pembeda antara kaum lelaki dan perempuan.
“Ribuan kilo jalan yang kau tempuh lewati rintangan demi aku anakmu. Ibuku sayang masih terus berjalan walau tapak kaki penuh darah penuh nanah.Seperti udara, kasih yang engakau berikan, tak mampu kumembalas ibu”. Penggalan lagu ini menjelaskan bahwa betapa besar pengorbanan sosok seorang ibu.
Terkadang dengan segala kemampuan yang ibu miliki dikerahkan demi kita anak-anaknya.