Oleh: Suherman Syach
(Mantan Maba 1997 dan Pemerhati Pendidikan di Ajatappareng)
Tiap-tiap masa membawa perubahan. Dekade 90-an, mahasiswa baru (Maba) sebelum resmi mengikuti proses kuliah harus mengikuti satu tahapan penting nan sakral, yang disebut orientasi pengenalan kampus, disingkat ospek.
Bagi mantan mahasiswa era itu, ada yang mengenang ospek sangat menyenangkan, tetapi sebagian yang lain “sangat mengerikan”. Menyenangkan, karena ospek melahirkan banyak kisah-kisah inspiratif, romantisme, jenaka, keakraban, dan solidaritas. Melalui ospek, mental kita membaja, kepekaan rasa tertempa, bakat minat tereksplor, kerangka pikir terbentuk.
“Ngerinya” banyak lagi. Kala itu, masa ospek harus star dari kos-kosan jam 5 subuh. Harus melalui beberpa pos sebelum tiba dalam kampus dengan perlakuan yang beragam dari para senior. Mulai dari jalan dalam got, merayap ala tentara, jalan jongkok, kengkreng, push up, lari, dll.
Kala itu, senior ibarat “Raja”, kadang penyayang, tapi lebih banyak murkanya. Bentakan, pukulan, dan tendangan menjadi sarapan subuh pada mahasiswa baru. Tapi saat itu, maba lebih banyak yang kuat, hanya sedikit berperilaku “cemeng”.
Era milenia beda lagi. Ospek dan segala tradisinya dihapus. Sudah tidak zaman lagi. Berganti dengan sebutan Pengenalan Budaya Akademik Kampus, disingkat PBAK (Istilah khusus untuk PTKIN). Meski memiliki kesamaan sebagai ajang pengenalan Maba, tetapi desainnya, beda 180 derajat.
PBAK lebih menyenangkan dan tidak ada susahnya. Maba tidak perlu terbangun dan bergegas ke kampus subuh hari, apa lagi harus merayap atau jalan kengkreng dari seniornya. Mereka cukup datang ke kampus dan langsung masuk gedung. Duduk manis dikursi empuk dengan ruangan dingin ber-AC.
Tak ada bentakan dari senior. Senior cukup mendampingi dan melayani kebutuhan Maba. Mengambilkan makanan, minum, absen, dan keperluan lainnya. Maba cukup mendengar materi-materi yang diberikan oleh narasumber. Maba cukup tercerahkan dari suguhan materi dari dosen dan pihak luar yang profesional.
Capaiannya hampir sama dengan ospek. Terjadi pencerahan, pengenalan dan adaptasi Maba yang komprehensif terhadap struktur, lingkungan dan budaya kampus. Bedanya, PBAK bebas dari perpeloncoan, kekerasan dan aksi-aksi dehumanisasi lainnya.
Selamat kepada mahasiswa Milenia Indonesia, yang sedang memasuki gerbang kampus di kampusnya masing-masing. Semoga menjadi mahasiswa harapan Indonesia pada masa datang. (*)