PINRANG, PIJARNEWS.COM — Atas kegigihan dan keuletannya, seorang montir asal Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan berhasil membuat pesawat terbang jenis ultra light.
Uniknya, pria yang tidak tamat sekolah dasar tersebut mengerjakan pembuatan pesawat selama dua bulan bersama dua rekan kerjanya. Baling-baling pesawat pun beda dari yang lainnya. Jika biasanya baling-baling pesawat terbuat dari besi, maka pesawat ini terbuat dari baling-baling kayu.
Pesawat jenis ultra light yang dirakit dari barang bekas ini dibuat dan diterbangkan seorang montir sepeda motor bernama Haerul.
Pria yang mengaku hanya mengeyam pendidikan formal hingga kelas lima sekolah dasar ini berhasil membuat pesawat dan menerbangkannya ke udara selama 20 menit. Uji coba penerbangan yang direkam warga tersebut dilakukan di atas laut Ujung Tape, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan pada Rabu, (15/1/2020).
Pesawat itu berhasil diterbangkan setelah bagian mesin dipindahkan ke bagian depan pilot. “Sebelumnya, mesinnya berada di belakang pilot,” kata Haerul kepada wartawan, Kamis (16/1/2020).
Pesawat terbang buatan Haerul ini telah empat kali gagal terbang. Selain uji coba di sekitar pantai, pernah sekali diuji coba di Tanah Lapang di Malimpung, Kecamatan Patampanua.
Namun setelah dimodifikasi dengan berguru pada pembuatan pesawat di youtube, maka akhirnya pesawat sederhana dari barang bekas itu bisa terbang setinggi 10 meter.
Uniknya, pesawat terbang jenis ultra light itu dipiloti langsung oleh Haerul yang merakit pesawat itu. Dalam vidio terlihat Haerul mengenakan helm sepeda motor saat menerbangkan pesawat mirip helicopter mini tersebut. Uji coba penerbanganya selama 20 menit. Pesawat tersebut berputar di atas laut Ujung Tape disaksikan sejumlah warga dengan cara merekam dan memberi semangat kepada Haerul.
Keunikan lain dari pesawat buatan Haerul ini karena mengunakan baling-baling dari kayu. “Saya ikut memegang sendiri baling-baling kayu pesawat tersebut,” ujar Suardi, seorang jurnalis tv swasta nasional saat menceritakanya ke PIJARNEWS.
Haerul mengatakan, sebelumnya, pesawat yang rakit itu tidak dapat terbang tinggi, karena berat pada bagian kanan pesawat. Sehingga setiap kali di uji coba, pesawat tersebut terbang kemudian miring.
Saat mesin dipindahkan ke bagian depan pilot, pesawat akhirnya bisa mengudara di atas laut Ujung Tape. Ini setelag diuji coba kelima kalinya.
Haerul yang sehari harinya bekerja sebagai montir sepeda motor, merakit pesawat terbang jenis ultra light ini. Pengerjaannya dilakukan selama dua bulan bersama dua rekannya.
Dari perakitan itu, Haerul menghabiskan dana Rp35 juta rupiah. Uang tersebut berasal dari hasil keuntungannya memperbaiki motor pelanggannya.
Mesin yang digunakan pesawat jenis ultra light ini dari mesin motor sport bekas Kawazaki Ninja RR 150 CC. Sedangkan rodanya terbuat dari ban bekas gerobak. Sayapnya pun dibungkus dengan parasut pembungkus mobil. (srd/alf)