PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Ratusan hektar tanaman padi yang diperkirakan berumur dua minggu setelah ditanam oleh petani, di Agang Je’ne Kelurahan Empoang Kota Kecamatan Binamu, Jeneponto, mengalami kekeringan.
Padi yang baru mulai tumbuh setelah melalui proses penanaman tersebut nampak terlihat layu dan kering bahkan ada yang mati, area persawahan yang hanya mengandalkan air tadah hujan terlihat retak-retak, karena sejak tiga minggu terakhir hujan tidak lagi turun.
Sementara itu, saluran irigasi yang menghubungkan ratusan hektar area persawahan juga terlihat kering. Akibatnya para petani terancam akan mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah, mengingat mahalnya bibit dan pupuk serta biaya pemeliharaan yang digunakan.
Salah seorang petani, Daeng Tompo mengaku, jika waktu normal atau curah hujan teratur biasanya ia mendapatkan 50 karung gabah, namun kali ini ia mengaku, tidak akan mendapatkan apa-apa dan bahkan terancam akan mengalami kerugian. “Jika hujan tidak segera turun, maka ratusan hektar tanaman padi akan mati, ada irigasi tapi tidak ada air mengalir” kata Daeng Tompo.
Dia dan para petani lainnya berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk memaksimalkan saluran irigasi dengan melakukan perbaikan saluran air yang tersumbat dan segera memperbaiki atau mengeruk bendungan Kelara Kareloe. “Sudah sebulan lebih air tidak mengalir, sawah sudah kering dan retak-retak, padi adami yang mati,” tandasnya. (man/ris)