MAKASSAR, PIJARNEWS.COM — Maraknya pengguna drone serta menjamurnya Base Transciever Station (BTS) disebut menjadi salah satu faktor, yang dapat menggangu keselamatan penerbangan. Hal itu disampaikan Komandan Pangkalan TNI AU (Lanud) Sultan Hasanuddin, Marsma TNI Bowo Budiarto, Rabu 1 Maret.
Membahas hal itu, Lanud Makassar mengumpulkan penerbang Skuadron Udara 5 dan Skuadron Udara 11 TNI AU, serta pihak penerbangan sipil. Drone dan BTS menjadi pembahasan paling alot.
“Drone dan BTS, bangunan High Tension di KKOP (Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan) Bandara Internasional Sultan Hasanuddin serta maraknya pengguna laser pointer berpotensi mengganggu dan membahayakan keselamatan penerbangan,” ungkap Bowo.
Keamanan dan keselamatan, kata Bowo, adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak boleh ditawar-tawar dan sangat berpengaruh pada kelancaran operasional penerbangan, baik itu militer maupun sipil.
Demi menjaga dua hal itu, diperlukan sinergi dan komunikasi yang intensif antara seluruh stake holder yang terlibat langsung pada operasional penerbangan tidak terkecauali di Makassar.
“Drone sekarang sudah banyak dimiliki masyarakat yang memungkinkan bisa digunakan di area larangan, seperti sekitar bandara. Ini harus dicari solusinya,” tegas Bowo.
Hadir dalam pembahasan itu, Kepala Otoritas Bandara Hasanuddin, GM Angkasa Pura, GM Gapura Angkasa, GM MATSC, para Station Manager dari seluruh airline yang beroperasi di wilayah Makassar, Basarnas, komunitas aeromodeling, drone, para layang, dan gantole. (gon/ris)