MAKASSAR,PIJARNEWS.COM—Siapa yang tidak kenal dengan Warung Dian. Tentu bagi mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar tidak asing denga nama warung tersebut. Terlebih mahasiswa yang tinggal di sekitar kampus.
Warung Dian merupakan tempat makan favorit bagi para mahasiswa Unhas yang terletak di sebelah utara kompleks kampus Unhas.
Di samping dekat, harga satu porsi makanannya sangat bersahabat dengan kantong para mahasiswa, sehingga tidak heran setiap hari, meja dan kursi warung dipadati oleh para mahasiswa.
Satu porsi makanan seharga Rp 10 ribu saja. Pembeli sudah bisa menikmati sepiring nasi, seiris ayam dan sayur.
Bukan hanya mahasiswa, juga terlihat beberapa pendatang dan pegawai kerap singgah menunaikan sarapan dan makan siangnya.
Adapun daya tarik tersendiri yakni cita rasa yang ditawarkan tidak pernah berubah dari waktu ke waktu, hal itu diungkap salah seorang pengunjung yang merupakan langganan warung tersebut, Afdal,
Sejak menjadi mahasiswa tahun 2015 lalu mengaku cita rasa makanan warung Dian tidak pernah berubah.
“Dulu sejak mahasiswa baru saya selalu kesini makan bahkan sampai sekarang, kalau soal rasa tidak pernah berubah,” ungkap Raja saat diwawancarai oleh Pijarnews.com usai makan siang, Rabu (10/8/2022).
Siapa sangka warung tersebut telah berumur 33 tahun yang mulai dirintis oleh sepasang suami istri yang bernama Fuji Amana dan Sustrisnio. Mereka merintis usaha tersebut pada tahun 1989 silam.
Ruri (43) yang merupakan pengelola warung itu menceritakan, sebelumnya warung yang merupakan milik keluarga itu hanya menyewa tempat yang tidak jauh dari tempat sekarang.
Perempuan berambut lurus itu mengatakan, harga makanan saat itu masih dihargai Rp500 per porsi, di mana pembeli sudah bisa mendapat sepiring nasi, seiris ayam serta sayurnya.
“Dulu punyanya ibu sih. Ibu yang merintis, saya masih belum disini. Ibu saya merintis tahun 1989 awal beliau mulai menjual. Dulu di sebelah sana tapi masih ngontrak terus, begitu mi. Dulu masih harga 500 rupiah satu porsi nasi ayam yang sama dan tidak berubah memang menunya,” ungkap Ruri.
Ia juga menyampaikan bahwa sejak dulu di samping ada yang membeli langsung, warung Dian juga diramaikan pesanan untuk kegiatan OSPEK mahasiswa serta sebagian anak SMA yang juga memesan untuk kegiatan di sekolanya.
“Terus waktu itu banyak ospek, banyak yang pesan kan jadi rata-rata yang beli mahasiswa memang. Bahkan anak SMA juga pesan di sini kalau ada acara dan memang terkenal murah kan,” jelasnya.
Bahkan kata Ruri, dulu bagi pembeli mahasiswa yang belum mendapat kiriman dari orang tuanya dibolehkan untuk makan namun akan dicatat namanya.
“Bahkan biasa kita dulu yang belum ada kirimanya bisa mencatat dulu (meminjam) jadi dulu ada buku catatan yang belum bisa bayar,” ucapnya.
Kendati demikian ia mengaku tidak mengalami kerugian saat ditanya, justru ia senang bisa membantu orang lain, sebab katanya sejak ia kuliah pernah merasakan tidak punya uang dan harus mencari makanan yang murah.
“Tidak karena kita sistem kekeluragaan, saya disini 8 bersaudara kuliah semua di Unhas, enam diantaranya lulus di Unhas. Jadi biasa rasakan kalau tidak punya uang atau makan harus harga murah, jadi begitumi,” terangnya.
Meski tidak spesifik disebutkan, omzet per bulan warung yang ber-tagline “Pantang Pulang sebelum Kenyang” itu mencapai puluhan juta rupiah.
Hasil dari warung itu juga berhasil menjadikan 8 anak pasangan Fuji Amanan dan Sutrisno menyadang gelar sarjana masing-masing di berbagai kampus terkemuka.
“Saya 8 bersaudara, 6 lulus di Unhas, 1 di Lambung Madura, 1 di STIMIK. Delapan orang bisa sarjana karena hasil warung ini saja,” imbuhnya.
Tidak hanya menguntungkan keluarganya juga menguntungkan orang lain, hal itu terbukti berhasil mempekerjakan 10 orang karyawan. (*)
Repoter : Sucipto Al-Muhaimin
Editor: Dian Muhtadiah Hamna