MAKASSAR, PIJARNEWS.COM – Para peserta Focus Group Discussion ( FGD) yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Makassar, sepakat kurikulum cek fakta dan literasi berita diterapkan di sekolah.
Tidak hanya itu, para peserta juga mendorong agar proses penerapan kurikulum cek fakta dan literasi berita tersebut bisa segera segera dimulai.
Diskusi terfokus atau focus group discussion AMSI Sulsel yang digelar di Hotel Royal Bay Makassar, 1-2 Juli 2022, diikuti oleh berbagai kalangan terkait pendidikan seperti Dewan Pendidikan, Anggota DPRD yang membidangi Pendidikan, Dinas Pendidikan, Guru, Dosen, PGRI hingga penggiat literasi dan media.
Anggota DPRD Makassar, Andi Hadi Ibrahim yang hadir sebagai peserta mengungkapkan, cek fakta dan literasi berita sudah sangat diperlukan.
Situasi saat ini dan ke depan memperlihatkan tren berita palsu atau hoaks terus meningkat khususnya menjelang Pilpres 2022.
“Makanya saya bela-belain ikut FGD ini karena setuju bahwa ini harus dilakukan,” ucap Hadi.
Ia bahkan menilai Pemkot Makassar sudah bisa mulai menganggarkan tahun ini juga untuk persiapan penerapan kurikulum tersebut. Walau hasil FGD di Makassar masih akan diperhadapkan dengan FGD di kota-kota lain yang dipilih AMSI.
Doktor Syarifuddin, perwakilan dari Dinas Pendidikan Kota Makassar juga melihat besarnya peluang memasukkan cek fakta dan literasi berita ke kurikulum sekolah. Selain situasi zaman memang semakin menuntut, hal itu juga diakuinya sudah jadi harapan orang tua siswa.
Menurut dia, cek fakta dan literasi berita relevan dengan Kurikulum Merdeka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga sangat mungkin bisa segera diterapkan.
“Dari sisi regulasi, juga sangat bisa. Kemendikbud sudah punya program khusus literasi dan numerasi,” ucapnya.
Pejabat yang biasa menyusun silabus terkait mata pelajaran di sekolah ini pun menjelaskan beberapa langkah yang bisa dilakukan di level daerah.
Proses tersebut seperti memetakan kemampuan literasi digital pendidik dan peserta didik, penyusunan draft Perwali atau Perda Kota Makassar, membuat rancangan kurikulum modul pembelajaran yang terintegrasi, membuat bimtek untuk para guru hingga menentukan sekolah yang bisa menjadi pilot project.
Anggota Dewan Pendidikan Kota Makassar, Fachruddin Palapa menambahkan, skill cek fakta dan literasi berita adalah hal yang mesti dimiliki seseorang sejak usia sekolah.
Ia mencontohkan, anak usia sekolah dasar saja kini sudah marak yang memiliki ponsel pintar. Jika mereka tidak dibekali cara menghadapi berita bohong dan semisalnya, itu bisa menjadi masalah besar.
Dalam penutupan FGD, Ketua AMSI Sulsel Herwin Bahar mengungkapkan terima kasih atas partisipasi semua pihak khususnya peserta dan fasilitator.
“Kami berterima kasih khususnya kepada fasilitator yang jauh datang dari luar Sulsel, Mas Ari, Mbak Rini dan Mas Agung,” ungkap CEO media online lintasterkini.com itu.
Selama ini, terang dia, AMSI sudah menggelar beberapa kegiatan cek fakta bekerja sama dengan Internews dan Google news termasuk saat Pilkada beberapa waktu lalu untuk menekan penyebaran berita bohong atau hoaks.
Hoaks Tanggung Jawab Bersama
Sebelumnya, saat pembukaan FGD, Sekjen AMSI Wahyu Dhyatmika menjelaskan, pencegahan peredaran hoaks seyogyanya adalah tanggung jawab bersama.
“Hoaks hanya bisa diperangi jika kita bersama-sama. Ini bukan sekadar tanggungjawab media atau pemerintah saja,” kata pria yang akrab disapa Bli Komang itu.
Lebih jauh, dia menjelaskan, jangan sampai hoax yang kencang terus berlanjut hingga Pilpres. Dia mencontohkan negara negara lain yang salah memilih pemimpin atau pemerintahannya salah mengambil keputusan gegara terpengaruh informasi hoaks.
Untuk itu, menurut dia, perlu merumuskan skema terkait upaya memerangi hoaks di dunia pendidikan. AMSI dan Cek Fakta menawarkan sebuah ide yakni pelajaran Cek Fakta dan Literasi Berita agar bisa masuk dalam kurikulum sekolah.
Kabid Humas, Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Sulsel, Sultan Rakib mengapresiasi FGD yang diinisiasi AMSI ini.
“Misinformasi dan disinformasi di media sosial sudah sangat marak. Media dan Pemerintah harus terus mensosialisakan bahaya dan cara mengantisipasinya,” ujarnya.
Ketua AMSI Sulsel, Herwin Bahar mengatakan, kegiatan FGD ini merupakan kolaborasi dari AMSI Sulsel, Cek Fakta, Internews dan Google News.
“AMSI Sulsel sebagai penyelenggaran FGD di Makassar, selama ini memang konsen dengan menyosialisasikan anti hoax dan penerapan cek fakta di masyarakat. Sehingga, dengan adanya FGD ini, kampanye tentang bahaya dis/misinformasi bisa lebih luas penyebarannya,” ujarnya.