PAREPARE, PIJARNEWS.COM- Himpunan Program Studi (HMPS) Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare menyelenggarakan kompetisi sejarah 2022 di Aula Serbaguna, IAIN Parepare. Senin – Rabu (08-10/08/2022)
Kegiatan itu mengusung tema, “Ketika Sejarawan Telah Membisu Maka Hilanglah Kebesaran Bangsa, ” itu diikuti oleh Seluruh Peserta SMA/MA, SMK/MA, Se-Kota Parepare.
Saat diwawancarai PIJARNEWS.COM, Selasa (09/08/2022). Dekan FUAD, Dr. A. Nurkidam. M.Hum, menyampaikan generasi bangsa saat ini kurang memahami sejarah perjalanan bangsa sendiri maupun sejarah perjalanan umat islam.
“Karena ketidak tahuan mereka kadang-kadang memberikan suatu label-label utamanya umat Islam tentang hal-hal lainnya sebab mereka tidak memahami bagaimana sejarah umat Islam itu sendiri,” jelas Nurkidam yang juga merupakan mantan ketua prodi sejarah peradaban Islam.
“Begitupun dengan sejarah perjuangan bangsa karena kurang memahami perjuangan bangsa dan akhirnya sifat Nasionalisme tidak melekat kepada anak-anak kita,” tambahnya.
Sehingga, lanjutnya apa yang di lakukan HMPS SPI adalah sesuatu yang baik dan sangat positif tentang memberikan sebuah pemahaman sejarah.
“Sejarah sangat penting untuk diketahui, sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu mengingat tentang sejarah bangsanya itu, umat yang besar adalah yang selalu mengingat sejarahnya itu sendiri,” ujarnya.
Dia berharap kepada HMPS SPI bisa memberikan kontribusi kepada generasi muda untuk bisa lebih memahami dan mencintai sejarah itu sendiri, dan perlu di tingkatkan kedepannya.
“Kegiatan yang dilakukan oleh HMPS SPI juga bagian dari pada sebagai dunia kampus dunia ilmiah ini juga bagian dari pada tridarma yang dilakukan oleh mahasiswa jadi itu yang kita harapkan, ” harap dekan FUAD tersebut.
Sementara itu, Guru Pendamping Siswa SMAN 1 Kota Parepare, Andi Dirgansyah Mappi juga menyampaikan apresiasi kompetisi sejarah tersebut.
“Kita inginkan kegiatan ini bukan hanya terhenti sampai disini selalu akan ada kegiatan setiap tahunnya dan kegiatan itu jauh lebih besar dibanding hari ini,” ujarnya.
Kegiatan kali ini lanjutnya hanya melahirkan 3 cabang perlombaan. Kedepannya ia ingin menjadi sebuah olimpiade yang bisa memuat banyak cabang.
Dia berharap kepada siswa-siswi semua yang sedang mengikuti perlombaan.
“Kita harapnya betul betul bisa mengasah bakat kreativitas yang dimiliki, sehingga, dengan kompetesi ini mereka bisa menemukan jati diri mereka, dan mereka bisa mengaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga mereka terutama untuk pribadi mereka,” harapnya.(*)
Reporter: Faizal Lupphy.