PAREPARE, PIJARNEWS.COM–Ratusan massa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Parepare melakukan aksi unjuk rasa di dua titik di Kota Parepare, Selasa (6/9/2022).
Aksi tersebut berlangsung di depan gerbang moderasi IAIN Parepare dan dilanjutkan di simpang empat di depan Patung Habibie-Ainun. yang dikawal ketat aparat kepolisian Polres Parepare.
Aksi PMII Parepare menuntut tiga hal, menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM), menolak RUU-KUHP, dan transparansi aparat penegak hukum (APH).
Selain orasi dan bakar ban, massa aksi juga melakukan teatrikal peragaan suami istri yang bertengkar sebab biaya hidup mahal gegara kenaikan BBM, pembaca puisi orasi dari beberapa massa, serta ada pula yang memperagakan gaya layaknya orang kaya.
Agung, Ketua PMII Komisariat IAIN Parepare mengatakan, ada tiga tuntutan yang disampaikan. Pertama, tolak kenaikan BBM. Disebutkannya, kenaikan BBM kali ini tergolong sangat tinggi diantara kenaikan-kenaikan BBM yang pernah terjadi di
Indonesia. Yakni pertalite sebesar Rp2.350, solar Rp1.650, pertamax Rp2.000.
“Dengan
kondisi masyarakat yang masih dalam pemulihan ekonomi imbas dari pandemi, perann negara
adidaya dan pembengkakan rasio hutang menjadi faktor depresi yang menyengsarakan rakyat,” katanya.
Kenaikan Harga BBM dengan alokasi dana pada penerima BLT oleh pemerintah menjadi indikasi
ketidak tepatan sasaran penerima. Belum lagi kuota BLT BBM di Parepare tidak memenuhi presentase masyarakat miskin di Kota Parepare.
“Kedua, tolak RUU-KUHP. RUU-KUHP dengan pasal-pasal pembungkamannya terkait penghinaan terhadap presiden dan
pemerintah sebagai tindak pidana dinilai akan mematikan sense of critic masyarakat dan
pembungkaman terhadap kebebasan berpendapat dan kuat menjadi pasal karet untuk membungkam orang-orang yang berani mengkritik pemerintah serta kontradiksi dengan pasal kebebasan berpendapat masyarakat yang dilindungi oleh konstitusi,” ujar Agung.
Ketiga, lanjutnya Transparansi APH. Kurangnya sosialisasi dan transparansi APH terhadap masyarakat terkesan menutup-nutupi. Kasus pidana yang kurang dipublikasi ke masyarakat diduga terjadi manipulasi.
Aksi PMII Parepare tersebut diikuti juga kader PMII dari Komisariat Institut Ilmu Sosial dan Bisnis Andi Sapada. Massa baru membubarkan diri sekira jam 16.30 setelah menyampaikan beberapa tuntutannya dihadapan masyarakat dan dikawal ketat oleh aparat kepolisian.
Reporter : Wahyu