PAREPARE, PIJARNEWS.COM–IAIN Parepare melalui Prodi Bimbingan dan Konseling Islam, dan Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Agama Islam Negeri, menggelar webinar nasional dengan mengangkat tema “PeranStakeholder dalam Menghadapi Dampak Pandemi bagi Perempuan dan Anak”, Rabu (10/6/2020).
Webinar yang dibuka Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Dr. Iskandar, diikuti 390 viewers melalui youtube dan aplikasi zoom, dan menghadirkan pembicara, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Prov. Sulawesi Selatan Nur Anti, SE., MT, Wakil Rektor II IAIN Parepare Dr. H. Sudirman L., MH, Penyuluh agama Islam Ahli Madya KUA Parepare Iriani Ambar, dan Kepala Cabang PT UPC Sidrap Bayu Energi, Hamiruddin Saguni.
Nur Anti membeberkan permasalahan perempuan dan anak mencakup kualitas hidup perempuan, perlindungan perempuan, kualitas keluarga, sistem gender dan anak, pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak. Masalah yang dihadapi perempuan menurutnya, belum optimalnya pemenuhan hak perempuan dalam ketenagakerjaan, tingginya angka kekerasan dalam rumah tangga, lingkungan masyarakat dan tempat kerja, belum optimalnya pencegahan dan penanganan tindak pidana perdagangan orang dan belum optimalnya perlindungan hak perempuan pada situasi darurat dan kondisi khusus.
Nur Anti juga menerangkan dampak pandemi bagi orang tua yang dapat memicu kekerasan anak dan perempuan, diantaranya pendapatan menurun, takut tertular atau menulari orang lain, kehilangan mata pencaharian, bila tertular khawatir dikucilkan, stress, gelisah dan marah. Berdasarkan dataSistem Informasi Online Perlindungan Anak dan Perempuan (Simfoni), rumah tangga menjadi lokasi terbanyak dan kekerasan fisik menjadi angka tertinggi kekerasan terhadap anak. Selain itu, data Simfoni menunjukkan angka tertinggi kekerasan pada pasangan suami istri.
Dr. Sudirman L, menguraikan data-data perceraian yang meningkat setiap tahun di beberapa daerah di Sulawesi Selatan. “Perceraiaan setiap tahun meningkat, sehingga keluarga harussakinah, mawaddah, dan warahmah. Yakin saja tidak ada keluarga atau pasangan yang tidak pernah bermasalah, namun hubungan itu diandaikan seperti layang-layang yang bisa ditarik ulur,” ujarnya.
Iriani ambar menjabarkan konsep pernikahan dalam Islam sebagai suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT sebagai sarana melestarikan hidupnya dengan cara wajar dan halal.
“Allah SWTmenurunkan syariat nikah untuk tujuan menjaga kehormatan manusia sesuai martabatnya sebagai makhluk yang telah dimuliakan dengan iman, agama dan akalnya. Salah satu tujuan dari pernikahan adalah membentuk keluarga yangsakinah, atas dasar mawadah warahmah,” katanya.
Proses menuju sakinah lanjutnya dimulai dari memilih seseorang yang akan dijadikan pasangan hidup dalam rumah tangga.
“Kriterianya, sebagaimana tuntunan Nabi Muhammad SAW adalah karena harta, keturunan, kecantikan, dan agama. Paling bagus adalah karena agamanya,” Paparnya.
Iriani menambahkan Sakinah di masa pandemi dapat diterapkan dengan menjaga jarak dan tetap di rumah, dapat ditaati oleh seluruh anggota keluarga sakinah. “Sebab, sebuah keluarga yang sakinah tentu saja akan merasa tenang, nyaman, aman dan betah untuk tinggal di rumah bersama orang-orang tercinta dengan penuh kasih sayang,” urainya.
Sementara, Kepala Cabang PT UPC Sidrap Bayu Energi Hamiruddin Saguni, sebagai pemateri terakhir menjelaskan peran CSR PT UPC Sidrap Bayu Energi dalam memberikan bantuan kepada masyarakat, berupa pengembangan kesehatan masyarakat, air bersih dan sanitasi, pendidikan dan pemberdayaan, mata pencaharian, philatropy dansponsorship. “PT UPC Sidrap Bayu Energi sejak Oktober 2015 hingga Juni 2020 telah melaksanakan 99 proyek pengembangan masyarakat,” bebernya.
Webinar nasional yang dimoderatori Mahyuddin, M.A dosen Sosiologi Agama ini berlangsung sekira dua jam dua puluh menit.