OPINI-Pada musim haji tahun 1444H/2023M, Kementerian Agama Republik Indonesia menghadapi tantangan yang besar dalam melaksanakan ibadah haji dengan jumlah jamaah haji terbanyak di dunia, yaitu sebanyak 221.000 orang. Keberhasilan pelaksanaan haji sebelumnya pasca pandemi COVID-19, dengan Indeks Kepuasan Jamaah Haji (IKJH) mencapai 90,45 persen, menjadi kebanggaan yang patut disyukuri dan sekaligus menjadi tantangan untuk mempertahankan dan meningkatkannya.
Musim haji 2023, Kementerian Agama mengambil tagline “Haji Ramah Lansia” sebagai komitmen untuk melayani jamaah lanjut usia (lansia) dan menjadikan mereka lebih mandiri. Dari total jamaah haji, berdasarkan Big Data Kementerian Agama, terdapat sekitar 65.802 jamaah lansia, atau sekitar 33% dari total jamaah, termasuk jamaah dengan resiko tinggi.
Tema “Haji Ramah Lansia” bukan sekadar slogan belaka, melainkan telah diwujudkan dalam layanan nyata di lapangan. Terdapat dua hal utama terkait tema “Haji Ramah Lansia”. Pertama, pentingnya tersedianya sarana, prasarana, dan fasilitas yang mendukung kebutuhan serta memenuhi hak lanjut usia dalam penyelenggaraan ibadah haji. Kedua, pentingnya perlindungan dan pendampingan bagi jamaah haji lansia yang mengalami keterbatasan fisik, mental, sosial dan ekonomi.
Pentingnya kesiapan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dalam menjalankan tugas mereka sebagai khadim dhuyufirrahman (pelayan tamu Allah) merupakan tugas yang sangat mulia. Segala keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini diharapkan dapat paling tidak setara dengan tahun sebelumnya atau bahkan lebih baik.
Penulis mencermati bahwa dedikasi dan profesionalitas PPIH, setidaknya telah mengaktualisasi tiga pesan utama yang disampaikan oleh Menteri Agama, ketika membuka bimbingan teknis nasional penyelenggaran ibadah haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, 6 April 2023 lalu.
Gus Men secara tegas memberikan arahan kepada para petugas haji, bahwa; Pertama, mereka hendaknya menjadi solusi atas berbagai masalah yang dihadapi jamaah. Petugas diharapkan menjaga sikap dan menghindari tindakan yang dapat menimbulkan masalah, sehingga tidak ada petugas yang bermasalah dengan pihak keamanan Arab Saudi. Kedua, menjaga kesabaran dalam menjalankan tugas. Sabar dianggap sebagai kunci kesuksesan dan keberhasilan, dan petugas diingatkan untuk tetap bersabar tanpa batas. Ketiga, bekerja secara tim. Petugas diharapkan bekerja sama sebagai tim, menghilangkan ego sektoral, dan saling mendukung dalam mewujudkan layanan terbaik kepada jamaah.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Indonesia menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam menyediakan pelayanan yang terbaik kepada calon jamaah haji lanjut usia. Berdasarkan pengamatan penulis, termasuk diantara dari pemberitaan maupun testimoni beberapa jamaah lansia, PPIH dianggap telah bekerja profesional dalam memberikan pelayanan terbaik bagi lansia. Setidaknya ada beberapa poin penting hal progresif dalam penyelenggaran ibadah haji tahun 2023, khususnya pelayanan untuk lansia :
1. PPIH memiliki unit khusus layanan jamaah haji lansia,
2. Adanya tim khusus penanganan krisis dan pertolongan pertama jamaah haji.
3. Adanya bantuan aktif bagi lansia selama di pesawat.
4. Tersedianya kursi prioritas bagi lansia, baik di bus, bandara maupun lobi hotel.
5. Akomodasi dan transportasi yang nyaman tersedia bagi lansia.
6. Saat safari dan wukuf, tersedia petugas pendamping dan
7. Tersedianya fasilitas badal haji untuk jamaah lansia yang wafat atau sakit parah.
PPIH telah mengambil langkah konkret dalam menjalankan tugas mereka dengan menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas yang memenuhi hak dan kebutuhan jamaah haji lansia. Lebih dari itu, mereka juga berperan aktif dalam melindungi dan mendampingi jamaah lansia dengan resiko tinggi (resti) yang membutuhkan perhatian ekstra.
PPIH tidak hanya memperlihatkan kesabaran dan integritas dalam menghadapi tantangan tersebut, tetapi juga memperlihatkan kerja tim yang solid.
PPIH telah memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan pengalaman haji yang berkesan dan aman bagi para jamaah lansia. Mereka telah membuktikan bahwa melaksanakan tugas mulia ini dengan penuh tanggung jawab dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat.
Penyelenggaraan ibadah haji yang ramah lansia yang telah dilakukan oleh PPIH adalah contoh nyata betapa pentingnya memperhatikan dan menghormati hak serta kebutuhan jamaah lansia dalam menjalankan ibadah haji. ‘ala kulli hal, mari kita mengapresiasi PPIH Kementerian Agama RI atas dedikasi dan pengabdian yang luar biasa dalam melayani seluruh jamaah haji.
Semoga segala upaya dan kerja keras yang telah dilakukan menjadi amal jariyah para petugas dan dapat terus ditingkatkan. Sehingga pelaksanaan ibadah haji di masa mendatang dapat memberikan pengalaman yang lebih baik lagi bagi jamaah lansia dan seluruh jamaah haji Indonesia.(*)