Oleh: Saffana Afra
(Aktivis Mahasiswa)
Jumat, 5 Juli 2024, Polres Karimun menggelar rapat koordinasi bersama tokoh agama dan instansi terkait dalam rangka penanganan fenomena perilaku bunuh diri yang terjadi akhir-akhir ini di wilayah tersebut. BebErapa hari yang lalu, terjadi dua peristiwa bunuh diri dalam sehari. Kemudian di awal tahun 2024, juga terjadi empat kasus bunuh diri dalam kurun waktu satu bulan.
“Dalam mencegah fenomena bunuh diri ini kita bukan tidak berbuat apa-apa atau hanya menerima informasi. Namun yang perlu kita dorong atau tingkatkan adalah inisiatif dari semua elemen,” kata Fadli, Kapolres Karimun.
“Masyarakat dapat berperan memberikan pesan dan ilmu agama yang dapat berpengaruh kepada keimanan, sehingga pencegahan bunuh diri dapat dilakukan dan meminimalisir,” tambahnya. (Ulasan.co)
Tren bunuh diri kian meningkat di Indonesia. Maraknya kasus ini menunjukkan betapa lemahnya mental masyarakat. Bukan hal yang membingungkan, karena faktanya memang kehidupan sangat berat dalam sistem kapitalisme. Bukan hanya dalam satu bidang saja, tapi seluruh bidang memiliki beragam persoalan. Sehingga ketika seseorang dihadapkan dengan masalah hidup yang begitu pelik, diambillah jalan pintas kematian. Karena sebenarnya bukan hidup yang ingin dihilangkan dari orang yang bunuh diri, namun masalah mereka yang ingin mereka hilangkan.
Fenomena ini menunjukkan gagalnya sistem pendidikan dalam mencetak individu yang bermental kuat, selalu bersyukur dan bersabar dalam menjalani kehidupan. Dari sini tergambar dengan jelas bagaimana kualitas generasi hasil cetakan kapitalisme yang cenderung mengambil jalan pintas dengan bunuh diri untuk menyelesaikan masalah.
Selain itu, fenomena ini juga menunjukkan gagalnya negara dalam mengurus rakyat dan menjaga kesehatan mental masyarakat. Salah satu faktor seseorang melakukan bunuh diri adalah meniru kasus bunuh diri sebelumnya atau biasa disebut copycat suicide.
Bagi seseorang yang mengalami krisis identitas, mereka tidak mampu menyaring mana yang harus jadi panutan dan mana yang tidak. Apalagi sekarang adalah era digital. Dimana internet dapat dengan mudah diakses. Padahal bisa jadi melalui internet tersebut memberikan gambaran tidak pantas mengenai bunuh diri dan masalah kesehatan mental.
Kelemahan mental dipengaruhi banyak hal, salah satunya adalah pandangan hidup berdasarkan sekulerisme kapitalisme. Gaya hidup yang rusak itu banyak ditiru lewat tayangan yang dengan mudahnya ditonton sehari-hari tanpa filter yang benar. Sekulerime kapitalisme membuat seseorang bahkan tidak mengetahui untuk apa dia diciptakan. Maka jangan heran jika dia juga tidak tahu ada apa setelah kematian. Yang mereka cari hanyalah kesenangan sesaat hingga lupa cara menjalani hidup dan menyelesaikan masalah dengan cara pandang Islam.
Ini merupakan masalah sistemis dan untuk menyelesaikan tentu juga harus dilakukan secara sistemis, dan Islam adalah solusi persoalan hidup. Islam menjadikan negara sebagai rain yang akan mengurus rakyat dan memberikan kehidupan terbaik melalui terwujudnya sistem kesehatan masyarakat yang terbaik.
Negara akan menanamkan akidah Islam pada setiap individu bahkan sejak dini pada anak-anak. Dengan penanaman akidah ini akan terpahamkan untuk apa dia hidup dan akan ke mana dia setelah kematian sehingga nyawa adalah sesuatu yang berharga.
Peran negara di sini adalah mengedukasi orang tua untuk menjalankan fungsi pendidikan dan pengasuhan sesuai akidah Islam. Bukan hanya memalui orang tua, kurikulum pendidikan di tiap tingkat sekolah akan dilandasi dengan akidah sehingga terwujud generasi kuat imannya, tangguh mentalnya, dan cerdas akalnya.
Di sisi lain, dengan Islam, negara akan mengatasi berbagai persoalan dengan tuntas dari akarnya. Sehingga akan jarang sekali masalah yang dihadapi masyarakat. Ekonomi membaik, sosial menyehat, kriminalitas turun, kesehatan meningkat, dan kesejahteraan terjamin.
Penerapan syariat Islam kaffah yang paripurna oleh negara akan menjamin terwujudnya kesejahteraan dan ketentraman, juga terpenuhinya jaminan untuk menjaga setiap rakyat memiliki jiwa dan raga yang sehat dan kuat. Dengan begitu, problem bunuh diri akan tuntas karena tiap individu muslim akan memahami hakikat dan jati dirinya sebagai hamba dengan menjadikan Islam sebagai pandangan hidupnya (the way of life). (*)