OPINI — Pada umumnya sebagian masyarakat merasa bingung dengan keadaan saat ini melalui social distancing apalagi pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB), karena sebelumnya yang memiliki kebebasan sekarang untuk melakukan sosialisasi terasa memiliki keterbatasan. Karena interaksi sosial merupakan mata rantai yang penting di masyarakat.
Namun perlu digaris bawahi bahwa untuk melakukan pencegahan virus corona dalam menangkal penyebarannya agar memiliki perlindungan mitigasi dari virus corona berupa serangkaian upaya menerapkan sikap kedisiplinan tinggi.
Kebebasan untuk berinteraksi di masyarakat seperti biasanya agar sebisa mungkin untuk dibatasi. Dalam arti sosialisasi yang mencakup interaksi sosial dan tingkah laku sosial. Sebenarnya dalam hal ini, kedisipilinan menjaga jarak ataupun pembatasan berinteraksi tidak akan ada artinya tanpa anda sendiri yang memiliki sikap kesadaran dan tanggungjawab untuk memiliki kepekaan menjaga diri dari setiap kemungkinan terpapar virus Corona atau Covid-19.
Cerdas untuk mengambil sikap dan memilih kegiatan. Sikap yang dimaksudkan untuk cerdas menyikapi keadaan yang terjadi termasuk berupaya untuk tidak terlalu membebani kekhawatiran pikiran dengan keadaan yang terjadi saat ini. Karena kemungkinan akan menyebabkan diri anda akan mengalami stres yang berlebihan. Itu akan berakibat fatal bagi kesehatan, jadi tetap berpikir positif. Selanjutnya, memahami keadaan untuk cerdas memilah dan melakukan kegiatan untuk tidak terlalu ceroboh melakukan aktivitas dengan tidak sering beraktivitas yang tidak perlu di luar selama social distancing. Sebab wabah virus corona bisa saja menjangkiti siapapun bahkan sekalipun orang yang sehat, namun dapat menularkannya kepada orang yang memiliki imun yang lemah dan rawan dari kemungkinan terkena penyakit.
Bagi orang yang tertular Covid-19, bukan hanya akan membawa dampak yang berbahaya bagi diri tetapi juga bahkan bisa menular kepada orang yang ada di sekelilingnya seperti keluarga, orang tua, istri/suami, anak, saudara, orang lain dengan interaksi seperti bersentuhan, batuk, bersin dan sebagainya. Untuk itu cerdaslah bersikap dan cerdas beraktivitas. Kalaupun mengharuskan dan urgen melakukan aktivitas di luar rumah, usahakan menggunakan perlindungan diri seperti menggunakan masker, sesering mungkin mencuci tangan, upayakan menyediakan hand sanitizer. Serta jaga pola kebersihan diri dan lingkungan anda berada.
Virus corona yang diyakini menyebar pertama kali di Wuhan, China sejak Desember 2019 telah menginfeksi lebih dari 2,1 juta orang di 210 negara dan wilayah di dunia. Saat ini, China berada di peringkat tujuh dengan kasus corona mencapai 82.367 kasus. Negara Amerika yang menjadi tertinggi dengan kasus kematian sampai saat ini yakni sekitar 678.144 pasien positif dan 34.641 meninggal. Di Indonesia sudah ada kurang lebih 5.000-an kasus terjangkit virus Corona dan semoga ini akan cepat berakhir. (www.cnnindonesia.com).
Garda terdepan untuk melawan virus corona bukan sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah, petugas medis, kepolisian ataupun aparat negara lainnya. Tetapi ini menjadi tanggung jawab kita sama-sama, agar Indonesia bisa bangkit mewujudkan perlawanan untuk mencegah wabah virus ini, agar tidak semakin tersebar luas mengancam bagi keberlangsungan kehidupan yang bisa berujung kematian. Bahkan negara kita dengan adanya virus corona ini sangat mempengaruhi berbagai sektor termasuk perekonomian, pendapatan negara dari segi pariwisata, sektor pendidikan, kenyamanan penduduk untuk beribadah dan lain sebagainya.
Sebenarnya solusi untuk melakukan social distancing, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), apalagi Lockdown bukanlah sebuah pilihan yang kemudian akan berlarut-larut, karena ini bukan pilihan yang terbaik. Tetapi mari kita saling bahu membahu berkomitmen memutus mata rantai Covid 19 (Virus Corona), melalui pencegahan dengan memiliki kedisiplinan diri di dalam melakukan aktivitas. Semoga keadaan ini segera berakhir kemudian keadaan akan pulih kembali seperti sedia kala, bebas untuk beraktivitas dan melakukan interaksi. Salam Indonesia Bangkit. (*)
*Dosen Perbankan Syariah UIN Alauddin Makassar