PINRANG, PIJARNEWS.COM — Seorang prempuan asal Desa Katteong, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Sri Nurindah Sari Arsyad berhasil membanggakan nama Kabupaten Pinrang yang bertajuk Bumi Lasinrang ini.
Sri menjadi perwakilan program studi (prodi) Magister Administrasi Publik, Universitas Hasanuddin Kota Makassar, untuk mempresentasikan terkait “Program Desa Maju Indonesia” di Universitas Teknologi Mara (UITM) Malaysia.
Sri merupakan anak ke 2 dari 5 bersaudara. Ia merupakan putri dari Hj Maryam. Dirinya mengaku menyukai belajar kebijakan publik.
Semua itu berawal dari jenjang strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dengan prodi Hubungan Internasional.
“Saya memang senang belajar kebijakan publik,” kata Sri kepada Pijarnews.com, Senin (4/12/2023).
Meski mengalami berbagai kendala dalam mempersiapkan materi presentasi, Sri Nurindah Sari Arsyad berhasil mempersiapkan semuanya dalam waktu 1 bulan.
“Persiapannya selama satu bulan, kendala pasti ada, waktu persiapannya ini bersamaan dengan banyaknya tugas, bimbingan thesis dan bendahara kegiatan benchmarking jadi susah banget untuk fokus sama persiapan presentasi ini,” ujarnya.
“Belum lagi, presentasinya full bahasa inggris jadi persiapannya harus lebih mateng lagi. Tapi, Alhamdulillah presentasi kemaren berjalan sesuai dengan harapan saya,” tambah Syad sapaan akrabnya.
Isu Ketimpangan Pembangunan Antara Desa dan Kota
Syad sapaan akrabnya mengangkat isu “Ketimpangan Pembangunan Antara Desa dan Kota di Indonesia”
Hal itu, dia presentasikan sebab menyadari perbedaan kesempatan yang didapat di Desa dan Kota. Baik dari segi akses informasi, pendidikan hingga peluang kerja.
Saya berasal dari desa yang ada di Pinrang melanjutkan pendidikan yang ada di Kota besar, sehingga saya sangat menyadari perbedaan kesempatan yang ada di desa dan kota,” urainya.
“Sehingga perlu diperhatikan kembali regulasi pembangunan antara desa dan kota,” pintanya.
Menurutnya, orang yang berasal dari Desa memiliki kesempatan untuk berkembang lebih maju lagi. Namun hanya saja, kata Syad, terkendala akses.
“Ini tugas kita semua memperbaiki akses informasi, khususnya pemerintah untuk mengatasi isu ketimpangan ini,” pungkasnya.
Sebagai tambahan, dilansir dari data IDM. Program desa maju memiliki dampak positif terhadap desa-desa yang ada di indonesia.
Oleh sebab itu, Syad membawakan topik tersebut agar dapat menjadi pembelajaran bagi Malaysia untuk mengatasi isu yang serupa dengan mengimplementasikan isu yang serupa di Indonesia.(*)
Reporter: Faizal Lupphy